Kepala Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK), Nunuk Sri Rejeki, bersama Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Firdaus, Selasa (6/11/2018) meninjau lokasi bekas kebakaran yang menghanguskan rumah penjaga dan kantin SMPN1 Gesi. Dalam kesempatan tersebut Nunuk menyerahkan bantuan dana Matra Rp. 5 Juta, sedangkan Firdaus juga menyerahkan bantuan dari Disdikbud sebesar Rp. 5 Juta. Bantuan diterima Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMPN1 Gesi, Dwi Yarsono. Bantuan ini dimaksudkan untuk mendukung pembangunan kembali kantin sekaligus rumah penjaga sekolah yang terbakar habis pada Senin (22/10/2018).
Dengan bantuan dana ini, baik Nunuk maupun Firdaus berpesan kepada Dwi Yarsono untuk segera membangun kembali kantin tersebut karena keberadaannya sangat penting bagi sekolahan.
Setelah mendapatkan bantuan, pihak sekolah langsung membentuk tim yang diketuai Sugito, Wakasek Bidang Humas, dibantu Sugiyanto bagian Saspras, Sri Widayati (bendahara) dan Dwi Yarsono sebagai anggota. Tim langsung bekerja saat itu juga dengan membeli material untuk pembangunan kembali kantin tersebut. Dwi menjelaskan, selain mendapatkan dari Matra dan Disdikbud, bantuan juga datang dari iuran sukarela para siswa dan guru, warga RT setempat dan Lazismu.
Ditinggal Mandi
Seperti diberitakan, kantin sekaligus rumah penjaga SMPN 1 Gesi, Sragen, hangus dilalap si jago merah, Senin (22/10/2018) pukul 14.30 WIB.
Kantin sekolah ini dikelola oleh Triyono, 34, warga Dukuh Siwalan, RT.16, Desa Blangu, Sragen yang bertugas sebagai penjaga sekolah. Awalnya, Triyono memasak air untuk memandikan anaknya yang masih bayi. Saat ditinggal mandi, beberapa saat kemudian kompor meledak menimbulkan kobaran api, melalap bangunan kantin yang sebagian besar terdiri dari bahan kayu.
Istrinya Sri Mulyani yang berada di luar kantin, melihat ada asap di dalam ruangan. Selanjutnya memberitahukan kepada Triyono, yang kemudian Triyono secara reflek mencabut selang di tabung tersebut dan melemparnya ke luar ruangan. Sayangnya kobaran api dengan cepat membakar beberapa ruangan kantin.
Kejadian itu mengundang warga untuk berdatangan untuk membantu menyelamatkan bangunan gedung sekolahan, agar tidak merembet membakar gedung sekolah. Sekitar pukul 15.30 pemadam kebakaran dari Sragen datang untuk membantu memadamkan sisa bara api yang masih menyala.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu tetapi kondisi rumah beserta perkakas dan seisinya hangus total dengan kerugian mencapai 40 juta rupiah.
Menurut Dwi Yarsono, kini Triyono dan istri beserta ketiga anaknya sementara tinggal di rumah mertua Triyono di Siwalan, Blangu, Gesi. Akibat musibah kebakaran tersebut hampir semua harta benda milik Triyono, mulai dari perkakas rumah, pakaian, surat-surat penting musnah.
Sedangkan para siswa yang biasa jajan di Kantin yang dikelola Triyono, masih bisa jajan di kantin lain, karena di sekolahan ada empat kantin dan satu koperasi.
Suparto
Dengan bantuan dana ini, baik Nunuk maupun Firdaus berpesan kepada Dwi Yarsono untuk segera membangun kembali kantin tersebut karena keberadaannya sangat penting bagi sekolahan.
Setelah mendapatkan bantuan, pihak sekolah langsung membentuk tim yang diketuai Sugito, Wakasek Bidang Humas, dibantu Sugiyanto bagian Saspras, Sri Widayati (bendahara) dan Dwi Yarsono sebagai anggota. Tim langsung bekerja saat itu juga dengan membeli material untuk pembangunan kembali kantin tersebut. Dwi menjelaskan, selain mendapatkan dari Matra dan Disdikbud, bantuan juga datang dari iuran sukarela para siswa dan guru, warga RT setempat dan Lazismu.
Ditinggal Mandi
Seperti diberitakan, kantin sekaligus rumah penjaga SMPN 1 Gesi, Sragen, hangus dilalap si jago merah, Senin (22/10/2018) pukul 14.30 WIB.
Kantin sekolah ini dikelola oleh Triyono, 34, warga Dukuh Siwalan, RT.16, Desa Blangu, Sragen yang bertugas sebagai penjaga sekolah. Awalnya, Triyono memasak air untuk memandikan anaknya yang masih bayi. Saat ditinggal mandi, beberapa saat kemudian kompor meledak menimbulkan kobaran api, melalap bangunan kantin yang sebagian besar terdiri dari bahan kayu.
Istrinya Sri Mulyani yang berada di luar kantin, melihat ada asap di dalam ruangan. Selanjutnya memberitahukan kepada Triyono, yang kemudian Triyono secara reflek mencabut selang di tabung tersebut dan melemparnya ke luar ruangan. Sayangnya kobaran api dengan cepat membakar beberapa ruangan kantin.
Kejadian itu mengundang warga untuk berdatangan untuk membantu menyelamatkan bangunan gedung sekolahan, agar tidak merembet membakar gedung sekolah. Sekitar pukul 15.30 pemadam kebakaran dari Sragen datang untuk membantu memadamkan sisa bara api yang masih menyala.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu tetapi kondisi rumah beserta perkakas dan seisinya hangus total dengan kerugian mencapai 40 juta rupiah.
Menurut Dwi Yarsono, kini Triyono dan istri beserta ketiga anaknya sementara tinggal di rumah mertua Triyono di Siwalan, Blangu, Gesi. Akibat musibah kebakaran tersebut hampir semua harta benda milik Triyono, mulai dari perkakas rumah, pakaian, surat-surat penting musnah.
Sedangkan para siswa yang biasa jajan di Kantin yang dikelola Triyono, masih bisa jajan di kantin lain, karena di sekolahan ada empat kantin dan satu koperasi.
Suparto
Comments
Post a Comment