Apa yang terjadi sering tidak seperti yang kita ingini. Apa yang kita bayangkan kadang tidak sesuai dengan kenyataan.
Inilah yang kualami hari ini. Meski sejak semalam aku sudah bikin rencana detail tentang kegiatan hari ini. Tapi nyatanya, apa yang kutemui hari ini berbeda dengan rencana yang ada.
Pagi ini aku ternyata bangun kesiangan sehingga membuat hati sudah tidah nyaman. Pikiran pun seperti dipenuhi dengan berbagai masalah yang membuat segalanya serba susah.
Pagi ini, dengan berkendara sepeda motor metic Beat, aku terburu-buru mengantar anak ke sekolah. Maksud hati ingin cepat sampai di tempat tujuan, namun di perjalanan, kondisi lalu lintas amat padat. Di perempatan jalan, begitu traffic light menunjukkan lampu hijau, aku cepat menerobos kerumunan pengendara motor.
Karena kurang cermat, aku menerjang badan jalan yang belum sempurna di perbaiki (dicor). Benturan itu menimbulkan guncangan hebat. Aku terus melaju. Tapi dalam jarak sekitar seratus meter, motor tiba-tiba terasa oleng, laju motor pun mulai terseok-seok. Ya. Ban roda depan kempes total, bocor. Aku nekad menjalankan motor (di gladag) dengan pelan sambil mencari tempat untuk menambal ban.
Karena takut motor rusak, anakku menyarankan untuk menuntun motor menuju bengkel tambal ban yang jaraknya sekitar seratus meter. Badan pun gobyoss, basah kuyub oleh peluh.
Di bengkel, setelah dibongkar, tukang tambal langsung menunjukkan bahwa ban dalam telah rusak parah dan menyarankan diganti yang baru saja (hehehe, modus kali ye...).
Aku setuju, karena biar cepat selesai. Aku pun kontak ke Wali Kelas sekolah, memintakan ijin terlambat ananda. Tidak sampai 20 menit, pekerjaan mengganti ban dalam selesai.
Di bengkel, setelah dibongkar, tukang tambal langsung menunjukkan bahwa ban dalam telah rusak parah dan menyarankan diganti yang baru saja (hehehe, modus kali ye...).
Aku setuju, karena biar cepat selesai. Aku pun kontak ke Wali Kelas sekolah, memintakan ijin terlambat ananda. Tidak sampai 20 menit, pekerjaan mengganti ban dalam selesai.
Usai mengantar anak, aku langsung menuju kantor karena ada kegiatan mendesak.
Di perjalanan aku membayangkan, nanti masuk ruangan kantor yang ber AC segera mendinginkan badan yang masih basah dengan peluh karena nuntun motor tadi.
Tapi ketika masuk ruangan kantor, kulihat beberapa orang teman terlihat duduk di sudut kantor sambil meringis dan mengibas-kibaskan kipas tangan.
Di perjalanan aku membayangkan, nanti masuk ruangan kantor yang ber AC segera mendinginkan badan yang masih basah dengan peluh karena nuntun motor tadi.
Tapi ketika masuk ruangan kantor, kulihat beberapa orang teman terlihat duduk di sudut kantor sambil meringis dan mengibas-kibaskan kipas tangan.
"Kenapa ini semua?" tanyaku penasaran ke teman-teman.
"Lampu mati total, pak. Oglangan. Kebetulan juga, mesin Diesel yang biasanya secara otomatis hidup, juga lagi error, " jawa mereka.
"Astaghfirullah." Aku mulai nyadar. Inilah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Aku pun pasrah dengan kenyataan ini.
Kondisi tubuh yang lelah dan basah tak lagi menjadi masalah. Aku berusaha tabah. Tak ingin resah. Apalagi menyumpah.
Kondisi tubuh yang lelah dan basah tak lagi menjadi masalah. Aku berusaha tabah. Tak ingin resah. Apalagi menyumpah.
Aku selalu yakin dan berpikir positif bahwa semua kejadian yang tidak menyenangkan ini pasti akan beriringan dengan datangnya hikmah. Ada pelajaran terindah.
Betul. Beberapa saat kemudian, badan terasa segar. Oh, ini tentu dampak jalan kaki ratusan meter sambil menunun motor tadi.
Aku jadi ingat, dalam dua minggu terakhir badanku terasa lungkrah karena kurang olah raga. Dan sekarang Allah memberi jalan untuk sehat melalui kejadian ini....
Aku jadi ingat, dalam dua minggu terakhir badanku terasa lungkrah karena kurang olah raga. Dan sekarang Allah memberi jalan untuk sehat melalui kejadian ini....
Alhamdullah....
Suparto
Comments
Post a Comment