Sakifa, Raida, Estina, Hiday, Suparto, Awie, Ciani |
Sejak bergabung dengan
komunitas One Day One Post (ODOP)
yang digagas Bang Syaiha setahun lalu, aku menemukan warna baru dalam
perjalanan menjadi seorang penulis pemula. Awalnya aku ‘dipaksa’ untuk menulis
setiap hari dan mempostingnya di Blog. Karena dipaksa, kemudian merasa
‘terpaksa’ dan akhirnya menjadi ‘terbiasa’.
Begitu banyak pelajaran yang
kudapatkan dari para anggota. Mereka yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia, bahkan Malaysia itu punya kelebihan dan keistimewaan masing-masing. Aku
merasa bangga menjadi bagian dari
mereka.
Namun yang lebih terasa
indah adalah eratnya hubungan antar anggota, meski hanya melalui dunia maya. Rasanya
seperti saudara atau teman dekat yang ingin selalu dekat. Ada rasa rindu jika
tidak bertemu. Bahkan ketika tidur pun sering mimpi bertemu dan berinteraksi
dengan keluarga ODOP. Dan, diantara sekian puluh orang anggota ODOP itu, ada
satu yang kini mengusik nuraniku. Itulah Hiday Nur.
***
Awalnya, aku mengenalmu
seperti kepada anggota lain karena celotehan di media WhatsApp (WA) ODOP Group dan “tugas” tulisan yang harus diposting
di Blog. Sampai beberapa bulan, namamu belum istimewa dalam pandanganku. Masih
kalah dengan beberapa teman yang kadang suka berkomunikasi melalui japri.
Tapi dalam enam bulan
terakhir, aku mulai tertarik dengan celotehanmu
yang sangat aktif di WA Group. Berbagai
topik dan permasalahan yang dilontarkan para anggota, secara cepat kau
tanggapi, bahkan lengkap dengan analisis dan referensinya.
Melalui WA Group itu, kau juga banyak bicara
tentang dirimu, keluarga, pekerjaan, pengalaman, prestasi, karyamu, dan seabrek
aktivitasmu. Hingga dini hari, gerak jemarimu masih juga menggetarkan malam nan
sepi.
Kadang tema yang kau diskusikan
begitu njlimet. Kau banyak bicara tentang
dunia pendidikan tinggi dan sastra, karena memang sebagian besar anggota ODOP
ini masih kuliah. Apalagi kalau udah bicara soal pengalaman mendapatkan beasiswa
dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan - LPDP Kementerian Keuangan. Dan kini kuliah
di program pendidikan S2 di Surabaya yang sedang kau jalani. Pasti deh semangat
banget. Mungkin karena usiaku yang sudah terlalu tua, otakku sering ngga bisa ngikuti pembicaraan itu.
Tetapi lama-kelamaan,
karena hampir tiap hari menyimak komentar, pemikiran dan prestasimu yang
cemerlang itu, aku jadi tertarik. Aku kagum banget dah. Orang Jawa bilang, nggumun setahun – njenggleng sak rendheng.
Sejak saat itu, aku punya keinginan, semoga Allah mengijinkan bisa bertemu muka
denganmu.
Allah Maha Berkehendak. Ada
momen penting yang menorehkan kenangan yang kemudian mempertemukan kita.
Pertama,
sebulan lalu, saat aku mendapatkaan ilmu baru darimu tentang anak Kinestetik
dan Tangki Cinta. Ketika itu teman kita, Mak Raida curhat di WA Group tentang tingkah
anak lelakinya, kelas dua SD, yang dianggapnya bermasalah. Berbagai cara
dicobanya tapi kayaknya belum menemukan solusi paling tepat.
Ketika itu aku sedikit
mengomentari berdasarkan pengalaman menangani anakku yang tingkahnya lebih ‘mengerikan’.
Ternyata apa yang aku lakukan, secara khusus menjadi bahan kajian dan kau ulas
secara mendalam. Kau sampaikan tentang modalitas belajar anak menurut De
Porter, penggagas Quantum Learning/Teaching. Salah satunya tentang anak
Kinestetik, karakternya dan perlunya Tangki Cinta. Dengan ulasanmu itu, Mak
Raida, dan aku (tentu juga yang lain) merasa mendapatkan pencerahan.
Kedua,
ketika kau sampaikan rencana pulang kampung dan keinginan Kopdar di Solo. Rencana
itu langsung disambut dengan gembira oleh teman-teman, diantaranya Sakifa (Gunung
Kidul, Jogja), Ciani dan Estina (Klaten), Raida (Solo) dan tentu saja diriku
sendiri. Yang lebih mengejutkan, Awie yang di Kuala Lumpur Malaysia juga
berusaha akan datang di Solo.
Taman Gelora Manahan Solo,
Sabtu, 15 April 2017, menjadi saksi pertemuan kita. Sehari sebelumnya, Ciani memberitahu
tentang waktu dan tempat pertemuan. Pukul 09.00 aku naik Bus dari Sragen turun
di Terminal Tirtonadi Solo. Selanjutnya naik Taxi menuju Manahan. Sampai di depan
pintu gerbang sebelah selatan, kukontak nomor WA-mu. Terdengar suaramu yang
jernih dan jelas, memberi petunjuk dimana aku harus turun dan akan dijemput. Hatiku bergetar.
Subhanallah. Alhamdulillah. Tak terbayangkan kebahagiaan
kita bisa bertemu di dunia nyata. Selama ini kita hanya saling berinteraksi di
dunia maya.
Diah 'Cimut', Faqih Annisa, Awie, Hiday, Suparto, Estina, Sakifa, Ciani, Farida |
- Sekitar tiga jam kita ngobrol, jalan-jalan dan makan bersama-sama.
Rasanya, kita seperti sudah
lama terikat sebagai saudara dalam satu keluarga. Terjalin melalui keluarga
ODOP dan FLP.
Semoga Allah melanggengkan
dan memberkahi pertemanan dan persaudaraan kita. Aamiin.
Suparto
#OneDayOnePost
#You-And-I-Hiday
Wuaaa... Jadi sedih... Pengen kopdar lagiiii...
ReplyDeleteSemoga Allah mempertemukan kita lagi. Keluarga besar ODOP.
DeleteSemoga Allah mempertemukan kita lagi. Keluarga besar ODOP.
DeleteAamiin aamiin aamiin.
ReplyDeleteTulisan Pak Parto selalu luar biasa menurut saya. Padat ulasan tp dengan bahasa yg efektif. Luar biasa. Terima kasih sudah menulis ttg saya, Bapak. Saya merasa tersanjung hehe
ReplyDeleteTulisan Pak Parto selalu luar biasa menurut saya. Padat ulasan tp dengan bahasa yg efektif. Luar biasa. Terima kasih sudah menulis ttg saya, Bapak. Saya merasa tersanjung hehe
ReplyDeleteSaya banyak belajar dengan mb Hiday..
Delete