Kalau kita pelajari sejarah turunnnya Al-Qur’an, disebutkan bahwa wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW
terdiri dari 5 (lima) ayat. Lima ayat
tersebut termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-‘Alaq yang diawali dengan kata
perintah : Iqra’, yang artinya Bacalah!.
Terjemahan lengkap lima ayat tersebut adalah :
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan perantaraan kalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
Kalau kita cermati wahyu pertama tersebut, jelas
bahwa yang diperintahkan Allah pertama kali adalah membaca. Perintah membaca
didalam wahyu pertama Al-Qur’an yang diulang sampai dua kali merupakan
penegasan akan pentingnya membaca.
Perintah pertama memang membaca melalui perantaraan kalam
(pena). Namun dalam ribuan ayat yang turun selanjutnya, banyak kita temukan
perintah membaca bukan sekedar aktivitas mengeja kata, atau melafalkan kalimat
ayat-ayat yang tertulis di dalam teks Al-Qur’an, tetapi mengandung makna yang
lebih luas.
Beberapa kalimat di dalam Al -Qur’an yang berbunyi :
“apakah kamu tidak berpikir?”, “apakah kamu tidak mengetahui?”, “apakah kamu
tidak memperhatikan?”, mengisyaratkan perintah Allah agar manusia juga membaca
ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah yang bertebaran dan terhampar luas di
segala penjuru alam semesta. Untuk
memahami semuanya itu harus dilakukan dengan aktifitas membaca.
Seperti diungkapkan di dalam Al-Qur’an surat
Asy-Syura (42) : 29, “Dan diantara ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran)-Nya adalah
penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan
pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia kehendaki”.
Di dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran : 191-192, juga
diterangkan, ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian
malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata) : Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha
Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa neraka”.
Karena itu kalau ada orang yang menyatakan aktifitas
membaca sebagai sebuah “hobi”, saya kira kurang tepat. Yang pasti, membaca itu
merupakan perintah Allah! Perintah agar kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan
ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Allah. Jadi membaca itu wajib hukumnya!
Namun Allah mengingatkan sebagaimana ditegaskan
dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi (18) ayat 109 : Katakanlah (Muhammad),
“Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka
pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.”
Hal tersebut menggambarkan bahwa
Allah Maha Besar, dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat menandingi
kekuasaan-Nya.
Semoga menjadi renungan kita bersama.
Comments
Post a Comment