Kabar duka datang dari dunia sastra Indonesia. Seorang
sastrawan senior, NH Dini meninggal dunia, di Rumah Sakit Elisabet, Kota
Semarang, Selasa (4/12/2018) setelah mengalami kecelakakan lalulintas di jalan
tol Tembalang, Semarang. NH Dini yang bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini
Siti Nukatin lahir di Semarang, pada 29 Februari 1936.
NH Dini menulis berbagai genre sastra, yaitu puisi,
cerita pendek, drama, dan novel. Namun dia lebih dikenal sebagai novelis. Puluhan
karya novel telah dilahirkan, dan
beberapa judul di antaranya sangat populer hingga sekarang, antara lain,
"Pada Sebuah Kapal" (1972), "La Barka" (1975), "Namaku
Hiroko" (1977), "Orang-orang Tran" (1983), "Pertemuan Dua
Hati" (1986), dan “Hati yang Damai” (1998).
NH Dini pernah meraih penghargaan SEA Write Award di
bidang sastra dari Pemerintah Thailand.
Namanya tercatat sebagai salah satu dari enam satrawan Indonesia yang
mendunia bersama Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Taufik Ismail, Ahmad
Tohari dan Suwarsih Djojopuspito.
Saya bersyukur, ketika menjadi anak kost di Semarang era tahun 1977-1981, berkesempatan membaca beberapa karyanya walaupun tidak
begitu mendalam. Diantaranya "Pada Sebuah Kapal" (1972), "La
Barka" (1975), "Namaku Hiroko" (1977). Waktu itu saya merasa bangga ada seorang perempuan kelahiran Semarang menjadi sastrawan terkenal.
Selamat Jalan NH Dini. Karya-karyamu telah menginspirasi
jutaan pencinta sastra di Indonesia dan dunia.
Suparto
sumber foto, www.tribunnews.com
Semua aka kembali kepada-Nya. Karya beliau tetap abadi di hati pembacanya.
ReplyDeleteBetul, Mas Suden 'Wakhid' Basayev.
Delete