Tanggal 17 Agustus 2018 ini kita memperingati 73 Tahun Indonesia Merdeka.
Yang pertama harus kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah SWT. Karena pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 termuat suatu pernyataan dan pengakuan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia itu terwujud atas berkah dari Allah SWT.
Bunyi lengkapnya, "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan ini kemerdekaannya."
Padahal kita tahu, semua wujud rahmat dan nikmat itu wajib kita syukuri. Didalam Al-Qur'an Allah menegaskan hal itu.
"... syukurilah nikmat Allah, jika kamu sungguh-sungguh penyembah Allah." (QS. An-Nahl [16]:114).
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim [14]: 7).
Setelah bersyukur, langkah berikutnya adalah perlunya kita mempelajari dan mengkaji sejarah bangsa Indonesia secara komprehensif. Mulai dari masa sebelum merdeka sampai pada saat proklamasi kemerdekaan 1945, juga perkembangannya hingga sekarang.
Dengan mempelajari sejarah secara mendalam, kita akan memperoleh pengetahuan, pelajaran dan hikmah, betapa perjuangan meraih kemerdekaan itu penuh tantangan dan pengorbanan.
Dari sejarah pula kita mengetahui berbagai hal yang melatarbelakangi suatu peristiwa. Misalnya saja, mengapa negeri kita dulu, yang memiliki kekayaan melimpah dengan jumlah penduduk besar bisa dijajah Belanda ratusan tahun. Padahal, negeri Belanda itu kecil dengan jumlah penduduk yang tidak seberapa.
Dalam catatan sejarah, faktor yang penyebabnya diantaranya karena sebelum merdeka dulu bangsa kita terpecah belah, tidak bersatu. Juga karena bodoh, terbelakang sehingga mudah dikibulin. Mau dibuat seperti apa oleh Belanda manut saja.
Akhirnya kekayaan alam yang melimpah dengan mudah dikeruk dan diangkut ke negeri Belanda di benua Eropa sana. Yang terjadi kemudian bangsa kita menjadi jongos, kuli di tanah airnya sendiri. Sungguh ironis.
Oleh karena itu, saat memperingati 73 tahun Indonesia Merdeka sekarang ini, kita harus bekerja keras, terus mengobarkan semangat juang, memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan seluruh elemen, agar kita menjadi bangsa yang kuat dan maju.
Inilah perlunya belajar sejarah, agar kita menjadi bangsa yang bijak, tidak terjatuh pada lubang yang sama.
Dirgahayu Indonesia.
Suparto
Yang pertama harus kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah SWT. Karena pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 termuat suatu pernyataan dan pengakuan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia itu terwujud atas berkah dari Allah SWT.
Bunyi lengkapnya, "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan ini kemerdekaannya."
Padahal kita tahu, semua wujud rahmat dan nikmat itu wajib kita syukuri. Didalam Al-Qur'an Allah menegaskan hal itu.
"... syukurilah nikmat Allah, jika kamu sungguh-sungguh penyembah Allah." (QS. An-Nahl [16]:114).
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim [14]: 7).
Setelah bersyukur, langkah berikutnya adalah perlunya kita mempelajari dan mengkaji sejarah bangsa Indonesia secara komprehensif. Mulai dari masa sebelum merdeka sampai pada saat proklamasi kemerdekaan 1945, juga perkembangannya hingga sekarang.
Dengan mempelajari sejarah secara mendalam, kita akan memperoleh pengetahuan, pelajaran dan hikmah, betapa perjuangan meraih kemerdekaan itu penuh tantangan dan pengorbanan.
Dari sejarah pula kita mengetahui berbagai hal yang melatarbelakangi suatu peristiwa. Misalnya saja, mengapa negeri kita dulu, yang memiliki kekayaan melimpah dengan jumlah penduduk besar bisa dijajah Belanda ratusan tahun. Padahal, negeri Belanda itu kecil dengan jumlah penduduk yang tidak seberapa.
Dalam catatan sejarah, faktor yang penyebabnya diantaranya karena sebelum merdeka dulu bangsa kita terpecah belah, tidak bersatu. Juga karena bodoh, terbelakang sehingga mudah dikibulin. Mau dibuat seperti apa oleh Belanda manut saja.
Akhirnya kekayaan alam yang melimpah dengan mudah dikeruk dan diangkut ke negeri Belanda di benua Eropa sana. Yang terjadi kemudian bangsa kita menjadi jongos, kuli di tanah airnya sendiri. Sungguh ironis.
Oleh karena itu, saat memperingati 73 tahun Indonesia Merdeka sekarang ini, kita harus bekerja keras, terus mengobarkan semangat juang, memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan seluruh elemen, agar kita menjadi bangsa yang kuat dan maju.
Inilah perlunya belajar sejarah, agar kita menjadi bangsa yang bijak, tidak terjatuh pada lubang yang sama.
Dirgahayu Indonesia.
Suparto
Comments
Post a Comment