Berikut beberapa pesan H. Abdullah Affandi, M.Ag (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sragen) dalam khutbah shalat Idul Fitri 1439 H, di Lapangan Teguhan, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Jumat (15/6/2018). Shalat Idul Fitri yang diselenggarakan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Plumbungan tersebut diikuti ribuan umat Muslim.
Selamat menyimak!
***
Salah satu hal mendasar yang diajarkan oleh bulan Ramadhan adalah kesuksesan sejati dengan pakaian taqwa dalam kehidupan sehari-hari. Itu artinya, kita memilih warna kehidupan yang dipenuhi ketaatan kepada Allah dan Rasulnya, ketaatan kepada ajaran syariah dan Islam, dan selalu patuh pada fatwa dan bimbingan para ulama pewaris Nabi. Itulah hakikat Muttaqin - orang-orang bertaqwa yang diinginkan puasa Ramadhan (La'allakum tattaquun).
Melestarikan nilai-nilai ketaqwaan seperti saat kita menjalani puasa ramadhan dalam bingkai kehidupan sehari-hari, merupakan jalan hidup yang akan mengantarkan kepada kehidupan yang baik, tenteram dan sejahtera dunia akhirat.
Lestarinya nilai-nilai ketaqwaan dalam kehidupan sehari-hari di semua bidang (sosial, ekonomi, politik dan budaya) membutuhkan hadirnya sosok pemimpin bertaqwa di tengah-tengah kehidupan kita.
Pemimpin yang bertaqwa-lah yang bisa melestarikan nilai-nilai ramadhan tetap berlanjut dalam kehidupan kita sehari-hari. Hanya pemimpin bertaqwa yang mampu menjadikan kehidupan sejahtera benar-benar bisa hadir di rumah, masyarakat, bangsa dan negara kita.
Pemimpin atau penguasa adalah sebagai penjaga ad-dien (agama) dan pengelola dunia sesuai dengan syariat-Nya. Antara dunia dan agama bagaikan dua keping mata uang, keduanya seperti saudara kembar. (Ihya Ulumuddin, Beirut, Daarul Ma'rifah, Jus I:17).
Pada tanggal 27 Juni 2018, kita akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota serentak di seluruh Indonesia. Ada 171 Daerah akan menyelenggarakan Pilkada. Sedangkan tahun 2019 akan ada Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Itu berarti masyarakat akan menentukan dan memilih pemimpin daerah dan nasional. Inilah momentum yang tepat bagi kaum Muslim untuk memilih pemimpin beriman dan bertaqwa sesuai perintah agama dan fatwa para ulama.
Terkait upaya melestarikan semangat kaum muslimin menjalankan berbagai macam ibadah, seperti pada bulan Ramadhan, ada hal yang perlu dicermati bersama.
Akhir-akhir ini di negeri tercinta Idonesia terasa ada kekuatan tertentu yang sangat tidak suka dengan meningkatnya kualitas ketaatan kaum muslimin pada agama dan syariatnya. Stigma-stigma seperti intoleran, radikalisme dan terorisme seolah selalu disematkan pada kaum mslimin. Masjid dan tokoh Islam dianggap paling rentan terkena stigma-tigma negatif tersebut, sementara tempat ibadah lain dan tokoh agama lain seakan dianggap bersih dari stigma intoleran, radikal dan teroris. Sungguh, hal ini harus diwaspadai bersama.
Kaum muslimin sudah sepantasnya berpikir mendalam untuk menentukan pilihan pimpinannya di event Pilkada, Pileg dan Pilpres yang akan datang. Yang pasti, kekuatan-kekuatan anti Islam harus diwaspadai bersama agar tidak tampil menjadi penguasa di negeri yang mayoritas muslim ini. Karena penguasa pembenci Islam tentu tidak akan pernah membimbing kita kepada ketaqwaan kepada Allah dan taat pada ajaran agama-Nya.
Allah berfirman, "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah)." (QS. Al-Maidah [5]: 55).
Dalam rangka melahirkan pemimpin beriman dan bertaqwa di Indonesia, hal yang perlu direnungkan kembali bagi kaum muslimin adalah tingginya angka golput.
Tercatat angka Golput sebesar 56.732.857 suara tingkat Nasional, 12.123.776 suara tingkat Provinsi Jateng dan 230.000-an suara atau 30% di tingkat Kabupaten Sragen.
Tentu, tingginya angka Golput tersebut penyumbang terbesar adalah kaum muslimin!
Mari pro-aktif! Betapa indahnya, bila demi kepentingan dan kemaslahatan kaum muslimin di Indonesia, para pemilih Golput berkenan memberikan dukungan suaranya untuk calon-calon pemimpin yang bukan sekedar ber-KTP Islam, melainkan beriman dan bertaqwa - pada gelaran Pilkada, Pileg dan Pilpres yang akan datang. Sekaligus ini sebagai langkah riil dan strategis mencegah berkuasanya kaum anti Islam di Indonesia.
Wahai kaum muslimin! Buktikan bahwa umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam belum sirna di bumi pertiwi ini, dengan terus menegakkan syiar dan syari'at Islam dalam urusan pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Marilah ikhlas dalam beragama, agar Allah menolong kita dalam urusan dunia.
Umat Islam harus bersatu padu dalam melahirkan pemimpin-pemimpin beriman dan bertaqwa di negeri tercinta Indonesia. Dengan harapan besar, kebebasan menjalankan syariat agama terjamin dan kesejahteraan rakyat benar-benar bisa hadir di tengah kehidupan masyarakat. Namun, bila kita enggan bersatu, maka akan lahirlah pemimpin-pemimpin dzalim yang menindas kita.
Allah mengingatkan dengan firman-Nya, "Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang dzalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan." (QS. Al-An'am [6]: 129).
Imam Fahruddin Ar.Raazi dalam tafsirnya memperjelas ayat ini dengan nasihatnya, "Bahwa rakyat bila keadaan mereka dzalim, maka Allah akan menguasakan atas mereka Penguasa yang dzalim, bila mereka ingin terbebas dari penguasa dzalim, hendaklah mereka meninggalkan kedzliman itu sendiri."
Dengan bersatunya kaum muslimin dari berbagai elemen di tahun politik ini, semoga bisa melahirkan pemimpin beriman dan bertaqwa yang dapat mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya.
Khusus di Jawa Tengah, dana APBD 2018 sebesar Rp. 24,971 triliun, akan barokah bila diamanahkan kepada pemimpin yang beriman, bertaqwa, amanah dan bersih dari korupsi, melalui Pilkada 27 Juni mendatang.
Semoga gelaran pesta demokrasi Pilkada 2018 dan Pileg - Pilpres di tahun 2019 dapat berjalan dengan aman, damai, adil dan jujur. Aamiin.
Comments
Post a Comment