Rabu malam (31/1/2018). Meski hujan deras mengguyur bumi sejak sore hari, namun tak menyurutkan semangat ratusan umat Islam datang ke Masjid At-Taqwa Plumbungan Indah, Karangmalang, Sragen.
Pukul 19.30 WIB usai melaksanakan shalat Isya' mereka tak segera pulang, tetapi dengan tenang menyimak penjelasan Takmir Masjid tentang peristiwa terjadinya Gerhana Bulan dan anjuran Shalat Khusuf beserta tatacaranya. Ketika waktu mendekati pukul 20.00 mereka pun berdiri untuk menunaikan Shalat Gerhana Bulan dengan Imam dan Khatib, Ustadz Ali Basyarudin, M.Ag.
Apa yang terlihat dalam suasana di sebuah kampung, Perumahan Plumbungan Indah Sragen di atas, menggambarkan betapa melalui peristiwa fenomena alam Gerhana Bulan, mampu menguatkan rasa ukhuwah dan meningkatkan gairah beribadah umat Islam.
Pada saat yang hampir bersamaan, jutaan umat muslim memenuhi ratusan masjid di Indonesia dan beberapa negara yang mengalami Gerhana Bulan, juga melaksanakan shalat khusuf.
Kegairahan umat Islam dalam melaksanakan ibadah shalat Gerhana Bulan ini tak lepas dari peran teknologi informasi dan media sosial.
Dalam beberapa hari ini, melalui media internet dan perangkat teknologi informasi lain, gencar disebarluaskan informasi yang sebenarnya merupakan peristiwa alam biasa. Namun peristiwa Gerhana Bulan kali ini dianggap langka, karena terjadinya Tiga Fenomena Astronomi Sekaligus. Yakni Supermoon (Bulan berada dekat Bumi sehingga terlihat lebih besar), Bluemoon (Bulan purnama kedua dalam satu bulan masehi), dan Bloodmoon (Bulan berwarna merah darah selama gerhana bulan total).
Peristiwa langka yang hanya terjadi sekali dalam 192 tahun inipun mampu diolah sedemikian rupa sehingga melahirkan sajian menarik.
Namun sayang, karena selama berlangsungnya gerhana, langit terlihat gelap karena hujan yang tak kunjung reda, masyarakat tidak bisa menyaksikan fenomena alam menarik itu dengan mata telanjang.
Melalui media pula, anjuran untuk melaksanakan shalat gerhana disampaikan oleh Kementerian Agama dan Ormas keagamaan seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain dengan segala penjelasan dasar hukumnya.
Masyarakat kini sangat gampang dan cepat memperoleh informasi tersebut. Dan secepat kilat pula menyebarluaskannya melalui perangkat teknologi dalam genggaman tangan, bahkan oleh orang yang paling gagap teknologi sekalipun.
Inilah salah satu sisi dampak positif perkembangan teknologi informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan menggairahkan kehidupan spiritual masyarakat.
Suparto
Pukul 19.30 WIB usai melaksanakan shalat Isya' mereka tak segera pulang, tetapi dengan tenang menyimak penjelasan Takmir Masjid tentang peristiwa terjadinya Gerhana Bulan dan anjuran Shalat Khusuf beserta tatacaranya. Ketika waktu mendekati pukul 20.00 mereka pun berdiri untuk menunaikan Shalat Gerhana Bulan dengan Imam dan Khatib, Ustadz Ali Basyarudin, M.Ag.
Apa yang terlihat dalam suasana di sebuah kampung, Perumahan Plumbungan Indah Sragen di atas, menggambarkan betapa melalui peristiwa fenomena alam Gerhana Bulan, mampu menguatkan rasa ukhuwah dan meningkatkan gairah beribadah umat Islam.
Pada saat yang hampir bersamaan, jutaan umat muslim memenuhi ratusan masjid di Indonesia dan beberapa negara yang mengalami Gerhana Bulan, juga melaksanakan shalat khusuf.
Kegairahan umat Islam dalam melaksanakan ibadah shalat Gerhana Bulan ini tak lepas dari peran teknologi informasi dan media sosial.
Dalam beberapa hari ini, melalui media internet dan perangkat teknologi informasi lain, gencar disebarluaskan informasi yang sebenarnya merupakan peristiwa alam biasa. Namun peristiwa Gerhana Bulan kali ini dianggap langka, karena terjadinya Tiga Fenomena Astronomi Sekaligus. Yakni Supermoon (Bulan berada dekat Bumi sehingga terlihat lebih besar), Bluemoon (Bulan purnama kedua dalam satu bulan masehi), dan Bloodmoon (Bulan berwarna merah darah selama gerhana bulan total).
Peristiwa langka yang hanya terjadi sekali dalam 192 tahun inipun mampu diolah sedemikian rupa sehingga melahirkan sajian menarik.
Namun sayang, karena selama berlangsungnya gerhana, langit terlihat gelap karena hujan yang tak kunjung reda, masyarakat tidak bisa menyaksikan fenomena alam menarik itu dengan mata telanjang.
Melalui media pula, anjuran untuk melaksanakan shalat gerhana disampaikan oleh Kementerian Agama dan Ormas keagamaan seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain dengan segala penjelasan dasar hukumnya.
Masyarakat kini sangat gampang dan cepat memperoleh informasi tersebut. Dan secepat kilat pula menyebarluaskannya melalui perangkat teknologi dalam genggaman tangan, bahkan oleh orang yang paling gagap teknologi sekalipun.
Inilah salah satu sisi dampak positif perkembangan teknologi informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan menggairahkan kehidupan spiritual masyarakat.
Suparto
Comments
Post a Comment