Rumah kuno dengan Pendapanya yang megah itu sudah berdiri lebih dari satu abad. Keberadaan Pendapa tersebut bahkan telah menyatu dengan masyarakat. Warga bebas memanfaatkan untuk kepentingan umum, terutama untuk gladen (latihan) berbagai jenis seni dan menjadi tempat berkumpulnya banyak kalangan. Pendapa itu dulu oleh Den Bei, pemilik rumah, dinamakan Prawirojayan. Tapi beberapa orang menyebutnya sebagai Pendapa Kamardikan. Sebelum meninggal dunia, Den Bei berpesan kepada anak cucunya agar menjaga dan merawat Pendapa sehingga tetap bisa memberikan manfaat bagi seluruh keluarga dan masyarakat. Namun setelah sekian tahun Den Bei meninggal dunia, seiring dengan perubahan zaman, pola pikir dan perilaku anak cucunya ikut tergerus. Mereka ingin mengikuti tren dunia modern, dan itu butuh biaya. Sayangnya, pikiran mereka cupet , dangkal. Pendapa agung, harta warisan leluhur yang seharusnya dijaga, dirawat dan dilestarikan sebagai monument sejarah trah keluarga yang berm