الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ
نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ
لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ
اللهُ تَعَالَى: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Hadirin jamaah Jumat
rahimakumullah.
Pada kesempatan Jumat kali ini,
khatib tak lupa dan tak bosan-bosannya untuk mengajak kepada para jamaah untuk
senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
Ketakwaan memiliki peranan sangat
vital dalam menjaga diri kita untuk tetap berada pada jalur atau jalan benar
yang telah ditentukan oleh Allah. Ketakwaan akan mengarahkan kita senantiasa
menapaki petunjuk Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Dengan ketakwaan, kita akan memiliki bekal yang kuat dalam
mengarungi kehidupan dan Insyaallah akan menjadi hamba Allah yang disayangi dan
dinaungi rahmat serta ridha-Nya. Jika kita menjadi hamba yang disayang, pasti
Allah akan terus menganugerahkan nikmat dan rezeki sebagai modal kehidupan di
dunia.
Hadirin jamaah Jumat
rahimakumullah.
Dalam setiap tarikan nafas kita,
sudah menjadi keniscayaan bagi kita untuk selalu menyadari bahwa semua nikmat
yang diterima dalam hidup ini merupakan anugerah dari Allah swt. Dengan
kesadaran ini, maka rasa syukur akan terus terpatri dalam diri sehingga fasilitas-fasilitas
nikmat dan rezeki ini akan bisa digunakan untuk mendukung kelancaran misi utama
diciptakannya kita ke dunia ini. Lalu apa misi utama kita berada di dunia ini?
Allah telah menegaskan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah atau menyembah
Allah swt. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Ad-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan
jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Dengan menyadari misi utama kita ini,
maka sudah seharusnya, tidak boleh sedikitpun terbesit dalam hati bahwa ibadah
yang harus kita lakukan merupakan sebuah beban. Jika ibadah yang kita lakukan
dirasa sebagai beban, maka sudah bisa dipastikan akan ada perasaan berat dan
enggan untuk beribadah. Kita perlu menyadari bahwa ibadah yang kita lakukan ini
merupakan kebutuhan bagi kita untuk memenuhi perintah Allah swt. Jika kita
menjadikan amaliah ibadah kita sebagai sebuah kebutuhan dan diniati dengan
benar, maka tidak akan ada perasaan berat dalam hati. Semua akan terasa ringan
dilakukan. Lebih dari itu, semua ibadah yang kita lakukan dengan niat yang
benar akan terasa nikmat karena bisa menjadi media untuk menyambungkan
frekuensi diri dengan Allah swt.
Jadi, Hadirin jamaah Jumat
rahimakumullah,
Niat menjadi salah satu kunci utama
dalam mewujudkan kenikmatan dalam beramal dan beribadah. Niat menjadi kunci
dalam menentukan kualitas setiap aktivitas dan juga bisa menjadi sumber
konsistensi atau keistiqamahan kita dalam menjalankannya. Semua ibadah juga
akan dibalas sesuai dengan apa yang diniatkan sebagaimana ditegaskan Rasulullah
saw dalam haditsnya:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا
لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: “Segala sesuatu bergantung
pada niatnya dan setiap orang akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan”
(HR. al-Bukhari Muslim)
Niat juga akan bisa menentukan nilai
dari ibadah yang kita lakukan. Niat bisa diibaratkan seperti angka 1 (satu) di
depan angka 0 (nol). Semua angka 0 akan tidak memiliki nilai walaupun jumlahnya
banyak. Namun ketika di depannya diletakkan angka 1 maka angka 0 akan memiliki
nilai. Semakin banyak nol di belakang angka satu, maka akan semakin besar nilai
yang dimiliki oleh angka 0 itu.
Begitu juga ibadah kita. Semua akan
tidak ada nilainya ketika ibadah tidak diniati dengan benar. Semakin banyak
kita beribadah dengan niatan yang benar maka semakin tinggi nilai kualitas dan
kuantitas ibadah yang kita lakukan. Dengan tingginya nilai ibadah, maka peluang
untuk diterima oleh Allah sangatlah tinggi.
Hadirin jamaah Jumat
rahimakumullah
Selain menjadi pembeda antara amal
yang bernilai ibadah dan amal yang tidak bernilai ibadah, dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, Rasulullah saw juga menegaskan pentingnya
posisi niat sampai dengan melebihi pentingnya perbuatan yang dilakukan itu
sendiri:
نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
Artinya: “Niat seorang mukmin lebih
utama daripada amalnya.”
Kemudian hadits ini juga diperkuat
oleh hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ
، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ
لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا
اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ
كَثِيرَةٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencatat
berbagai kejelekan dan kebaikan , lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang
bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah
catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia
penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700
kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.”
Hadirin jamaah Jumat
rahimakumullah.
Mari, melalui momentum Jumat kali
ini, kuatkan tekad kita kembali untuk senantiasa menata niat dengan baik dalam
menjalankan segala aktivitas kita di dunia. Banyak amal perbuatan yang
tergolong amal keduniaan, tapi karena didasari niat yang baik maka tergolong
menjadi amal akhirat. Dan sebaliknya, banyak amal perbuatan tergolong amal
akhirat, tapi ternyata menjadi amal dunia karena didasari niat yang buruk.
Semoga kita diberikan kekuatan oleh
Allah swt untuk dapat senantiasa memiliki niat baik khususnya dalam menjalankan
ibadah yang menjadi misi dan tugas utama kita di dunia ini. Aamin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah 2
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ
لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أنَّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.للّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أَلِ مُحَمَّدٍ .اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ
حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنََ
Comments
Post a Comment