إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin rahimakumullah.
Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur
kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini
untuk menunaikan solat jumat.
Dengan nikmat ini marilah kita manfaatkan untuk meningkatkan kualitas taqwa kepada Allah. Kita penuhi dan laksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi dan meninggalkan segala larangan-Nya, untuk meraih hidup berkah di dunia dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal 'aalamiin.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang
sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang
selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.
Kaum muslimin rahimakumullah
Setiap orang pasti mendapatkan berbagai rezeki yang
telah Allah tetapkan dan berikan. Setiap rezeki yang Allah telah Allah berikan
akan bernilai berkah jika kita sisihkan sebagiannya untuk zakat. Sebab,
keberkahan harta terletak pada zakat yang kita tunaikan.
Mengapa demikian? Berikut sekilas penjelasannya.
Makna kata “berkah”
Kata berkah dalam bahasa indonesia diambil dari bahasa
arab dengan asal kata barokah. Dalam kamus bahasa arab karya Ibnu Mandhur, kata
barokah ini memiliki arti “berkembang dan bertambah baik.” atau juga diartikan
“kebahagiaan hidup”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata berkah
berarti “Karunia Rabb yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.”
Menurut istilah, kata berkah menunjukkan makna “kebaikan dalam kehidupan
seseorang”.
Imam An-Nawawi menjelaskan arti kata berkah dalam
karyanya, Syarh Shahih Muslim. Disebutkan bahwa kata berkah atau barokah
memiliki dua arti, (1) Tumbuh, berkembang, atau bertambah. (2) Kebaikan yang
berkesinambungan.
Jadi, kata berkah atau barokah ini artinya berkembang
dan bertambah baiknya suatu hal. Oleh karena itu, sesuatu akan bernilai berkah
jika terus berkembang dan bertambah baik. Tidak dapat disebut berkah sesuatu
yang tidak terus berkembang dan bertambah baik. Definisi ini berlaku pada
setiap hal. Termasuk harta, anak, dan nikmat Allah yang lainnya.
Bagaimana cara meraih berkah?
Berkah atau barokah sering digunakan dalam berbagai
macam doa. Yang secara umum maknanya memohon kepada Allah untuk memberkahi
sesuatu. Misal pada lafadz salam, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Arti lafadz salam tersebut adalah “salam (keselamatan) untukmu dan semoga Allah
merahmati dan memberkahi mu.”
Maksud kata memberkahi artinya memohon agar Allah
menjadikan apa-apa yang ada pada dirinya itu berkah (bertambah baik dan
berkembang).
Kata berkah memiliki derivasi kata, sebutan lain, yaitu
tabarruk. Kata tabarruk ini artinya “mencari berkah”. Maksudnya yaitu mencari
tambahan kebaikan. Tentu yang dapat meberikan keberkahan hanyalah Allah, sebab
itulah kita berdoa. Namun ikhtiar pun tidak boleh dilupakan.
Allah berfirman :
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ
لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ
لَشَدِيۡدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’”
(QS. Ibrahim [14]: 7).
Dalam ayat tersebut disebutkan syarat agar Allah
menambahkan nikmatNya, yaitu bersyukur. Cara untuk meraih keberkahan adalah
dengan bersyukur. Bersyukur pun beragam pengamalannya, mengucap Alhamdulillah
pun termasuk bersyukur.
Namun, syukur yang diikuti dengan hal konkrit lebih
utama. Misal dengan menunaikan zakat, infak dan bersedekah.
Keberkahan harta terletak pada zakat
Selain bermakna “mensucikan”, zakat juga memiliki arti
“tumbuh dan berkembang” sama halnya dengan berkah. Zakat merupakan harta yang
kita keluarkan dan dapat tumbuh juga berkembang. Harta itu akan menjadi manfaat
bagi orang lain, dan akan dilipatgandakan oleh Allah, itulah yang dimaknakan
tumbuh dan berkembang.
Ibnu Taimiyyah berkata: “Orang yang berzakat sejatinya
sedang membersihkan jiwanya (dari sifat kikir dan sombong), dan harta yang
disedekahkan/dizakatkan sifatnya membersihkan, dan bertumbuh dikemudian hari.”
Keberkahan pada harta kita juga dapat menjadikan hidup
kita pun lebih berkah. Oleh karena itu, jangan enggan untuk menunaikan zakat
dan juga bersedekah.
https://griyayatim.com/keberkahan-harta-terletak-pada-zakat/
Bersihkan Harta Kita dari Hak Orang Lain
Kita harus meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di
dunia ini merupakan milik Allah saja. Allah berfirman :
وَلِلّٰهِ مَا فِى
السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِۙ لِيَجۡزِىَ الَّذِيۡنَ اَسَآءُوۡا بِمَا
عَمِلُوۡا وَيَجۡزِىَ الَّذِيۡنَ اَحۡسَنُوۡا بِالۡحُسۡنٰ
“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi…(Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih
baik (surga).”
(QS An-Najm [53]: 31).
Segala yang ada pada diri kita, anak, harta, dan
lainnya, hanyalah titipan dari Allah. Allah menguji orang-orang yang beriman
dengan segala yang dimilikinya. Karena belum termasuk orang-orang yang beriman
ketika ia belum mendapatkan ujian dari Allah.
Allah berfirman :
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنۡ
يُّتۡرَكُوۡۤا اَنۡ يَّقُوۡلُوۡۤا اٰمَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَـنُوۡنَ
وَلَقَدۡ فَتَـنَّا
الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ فَلَيَـعۡلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ صَدَقُوۡا
وَلَيَعۡلَمَنَّ الۡكٰذِبِيۡنَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
saja mengatakan,’Kami telah beriman’, sedangkan mereka tidak diuji? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.”
(QS. Al-Ankabut [29] : 2-3).
Ujian yang Allah berikan datang dari segala arah,
termasuk dari harta kita. Allah menitipkan harta kepada kita sebagai ujian,
karena harta yang kita miliki akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah.
Rasulullah bersabda : “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari
kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2)
ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia
keluarkan dan (4) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi).
Dalam harta yang dititipkan oleh Allah pada kita,
terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Allah berfirman :
وَفِىۡۤ اَمۡوَالِهِمۡ
حَقٌّ لِّلسَّآٮِٕلِ وَالۡمَحۡرُوۡمِ
“Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain
(orang yang meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta).” (QS.
Adz-Dzaariyat [51]: 19).
Oleh karena itu, kita harus membersihkan harta kita
dari hak-hak orang lain, karena kita akan dimintai pertanggungjawaban atas hal
tersebut.
Untuk mensucikan harta kita dari hak-hak orang lain,
kita diperintahkan untuk menunaikan zakat. Zakat itu akan disalurkan kepada
mustahik yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an,
اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ
لِلۡفُقَرَآءِ وَالۡمَسٰكِيۡنِ وَالۡعٰمِلِيۡنَ عَلَيۡهَا وَالۡمُؤَلَّـفَةِ
قُلُوۡبُهُمۡ وَفِى الرِّقَابِ وَالۡغٰرِمِيۡنَ وَفِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَابۡنِ
السَّبِيۡلِؕ فَرِيۡضَةً مِّنَ اللّٰهِؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk
(memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban
dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
(QS. At-Taubah [9]: 60).
Diluar kewajiban untuk menunaikan zakat, jika kita
memiliki kelebihan, maka tidak baik bagi kita untuk bersifat bakhil. Allah
berfirman : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta
yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.
Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali-Imran : 180).
Maka bersedekahlah, karena selain dapat membantu
saudara kita yang membutuhkan, bersedekah juga memiliki berbagai macam
keutamaan. Seperti, menjauhkan bala bencana, membuka pintu rezeki, menghindari
penyakit, dan lainnya. Kita tidak boleh khawatir harta kita akan berkurang dan
habis, karena pada dasarnya harta itu merupakan titipan dari Allah.
Rasulullah juga bersabda : “Ada tiga hal yang aku
bersumpah atas ketiganya, yaitu tidak akan berkurang harta mereka karena
bersedekah, tidak ada seorang hamba pun yang dizalimi kemudian ia bersabar,
pasti Allah akan menambahkan kemuliaan, dan tidak ada seorang hamba pun yang
membuka pintu meminta-minta, kecuali Allah akan membukakan baginya pintu
kefakiran.” (HR. At-Tirmidzi).
Mari, kita bersihkan harta kita dari hak-hak orang
lain dan jangan lah kita bersifat bakhil atas harta yang telah Allah titipkan
kepada kita. Semoga Allah ringankan hati kita untuk menunaikan zakat dan juga
bersedekah.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada
kita semuanya sikap istiqamah di atas ketaatan kepada Allah serta menjauhi
segala larangan-Nya dan menganugerahkan rezeki dan bisa menunaikan zakat dengan
sebaik-baiknya sehingga bisa meraih hidup yang manfaat, maslahah, barokah
fi-ddiini, waddun-ya, wal akhirah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ ل إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Mari kita tutup khutbah ini dengan berdoa
إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الَّلهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
أَجْمَعِيْنَ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا لا تُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً،
إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا في
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَالْحَمْدُ لله رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
https://griyayatim.com/bersihkan-harta-kita-dari-hak-orang-lain
Comments
Post a Comment