Sebagian besar orang, dalam kehidupannya ingin menghindari terjadinya musibah dan masalah, karena dianggap selalu menimbulkan rasa sedih dan bikin susah hidup.
Ada yang meresponnya dengan
sedih berkepanjangan, ada pula yang kecewa dan putus asa.
Namun bagi orang yang beriman dan bertaqwa, musibah dan masalah yang
dialami justru diterima dan dihadapi dengan sikap sabar, ikhlas dan penuh tawakal. Mengapa
demikian?
Didalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah [2] : 155-157, Allah berfirman, "
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: 'inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun'.
Mereka itulah yang mendapat keberkahan sempurna dan Rahmat dari Tuhan, mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Ust. Asrifin an Nakhrowie (2015), dalam bukunya berjudul
”Dimanakah Allah Disaat Kita Rapuh?” mengungkap beberapa rahasia di balik
musibah dan masalah.
Hikmah
Orang yang beriman dan bertaqwa sadar, bahwa
kehidupannya, bahkan juga seluruh makhluk di dunia ini diatur oleh Allah Swt,
Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia hanya diwajibkan berusaha, sedangkan ketentuan
akhir di bawah kendali dan kekuasaan Allah.
Didalam Al-Qur'an Surat Yaasiin [34] : 83, dinyatakan, "Maka, Mahasuci (Allah) yang di Tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan."
Oleh karena itu, bagi orang beriman, ketika dirinya
ditimpa musibah atau kejadian yang menyakitkan atau tidak mengenakkan, akan
diterima dengan sikap lapang dada, pikiran positif, bersangka baik (husnudzan)
kepada Allah. Mereka yakin, bahwa setiap kejadian yang menimpa dirinya pasti
mengandung pelajaran berharga. Itulah yang dinamakan hikmah.
Allah memberikan hikmah kepada setiap hamba-Nya melalui
berbagai kejadian yang kadang kita anggap tidak masuk akal. Dan hikmah tersebut
baru kita sadari ketika kejadian itu telah berlalu.
"Oh, ternyata kejadian yang menyedihkan kemarin itu
ada hikmahnya," begitu ungkapan yang kemudian muncul.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah [2]:216, Allah
menyatakan, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."
Melalui ayat tersebut Allah mengingatkan, bahwa tidak
selamanya sesuatu yang kita benci itu akan berakibat buruk. Bahkan boleh jadi
hal itu justru menyimpan sebuah kebaikan bagi kehidupan kita.
Begitu pula sebaliknya, tidak semua hal yang
menggembirakan itu memberikan kebaikan bagi kita, malah boleh jadi hal tersebut
menjadi sebuah petaka bagi kehidupan kita. Allah Yang Maha Mengetahui.
Jalan Keluar
Apapun masalah hidup yang dirasakan manusia, hukum alam
dari Allah akan menyertainya dengan satu kepastian, yakni adanya jalan keluar.
Allah selalu menyelipkan kemudahan pada setiap kesulitan.
Didalam Al-Qur'an surat Asy-Syarh/Insyirah [94] : 5-6,
Allah menegaskan, "Maka, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
Dalam ayat tersebut, Allah sampai dua kali menegaskan
adanya jaminan bahwa bersama kesulitan itu selalu ada kemudahan.
Inilah yang sering tidak disadari oleh manusia. Padahal
inilah teori kepastian dari masalah hidup yang dirasakan kepahitannya oleh
manusia.
Jadi, tetap tenanglah jika kita dihadapkan pada masalah
apa saja dan seberat apapun. Karena semua masalah yang kita hadapi sebenarnya
ada penyelesaiannya. Percayalah : ada solusinya! Hanya yang perlu disadari,
solusi itu kadang muncul setelah melalui proses panjang dan berliku.
Di dunia ini, sebenarnya tidak ada masalah yang tidak
ada jalan keluarnya. Serumit dan seberat atau sebesar apa pun masalah itu
terjadi, pasti ada saja solusinya.
Allah menciptakan makhluk bernama manusia di bumi dengan
beragam masalah yang ada, oleh Allah sudah diberikan solusinya.
Tinggal manusia yang harus berusaha menemukan solusi itu
dengan cara mendayagunakan kekuatan akalnya. Sejak semula Allah sudah
menganugerahkan kekuatan akal pikiran hanya kepada manusia, bukan kepada
makhluk yang lain.
Sabar dan Tawakal
Orang yang tidak memiliki sikap sabar dan tawakal akan
mengalami derita hidup yang berkepanjangan saat mengalami musibah atau masalah.
Padahal konsep sabar dan tawakal merupakan resep jitu untuk menghadapi musibah
dan menyelesaikan masalah.
Sabar atas segala ujian dan cobaan yang dialami. Tidak larut
dalam kesedihan. Segera bangkit dari keterpurukan
dan kegagalannya. Terus berusaha memperbaiki diri dan mencari solusi. Selanjutnya
hasil akhir disandarkan dan diserahkan kepada Sang Pengatur Hidup, Allah Swt.
Datangnya Kebahagiaan
Salah satu hukum alam atau Sunnatullah yang pasti
terjadi adalah, "setelah malam, akan muncul siang. Sesudah siang, akan
datang malam". Ini merupakan fenomena yang pasti terjadi di dunia. Itu
artinya, setelah keadaan gelap akan muncul terang, dan setelah keadaan terang,
akan datang gelap lagi.
Ketika berada di waktu malam nan gelap, walau kita tidak
senang dengan keadaan tersebut, kita harus sabar dan yakin bahwa beberapa saat
lagi akan memasuki siang.
Sebaliknya, saat berada di siang hari, sadar atau tidak sadar,
suka atau tidak suka, kita akan bertemu dengan malam. Begitu seterusnya malam
dan siang datang silih berganti dan tak akan berhenti sampai Kiamat.
Pelajaran yang dapat dipetik, sesungguhnya kebahagiaan
dan kesedihan itu tak ubahnya seperti siang dan malam. Itu merupakan hukum
alam.
Saat kita sedang dirundung sedih, pada saat yang
bersamaan sesungguhnya kita sedang menanti datangnya kebahagiaan.
Ketika berada dalam kegelapan malam, bersabar dan
yakinlah akan datangnya harapan baru seiring terbitnya mentari yang menyinari
kehidupan kita.
Kita wajib berikhtiar dan berdoa dengan sabar untuk bisa
keluar dari musibah dan masalah. Setelah itu, kita serahkan kepada Allah, Sang
Pengatur dan Penentu kehidupan seluruh makhluk.
Suparto
Comments
Post a Comment