Allah Swt berfirman :"Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan."(QS. An Nahl[16] : 97).
Menurut
Abu Nabilah Al Makassary (2011), yang dimaksud dengan amalan shalih adalah
amalan kebaikan yang didalamnya mengandung tiga syarat yaitu:
1. Sesuai dengan petunjuk Nabi SAW.
Firman Allah, "Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah." (QS. Al Hasyr[59]:7).
2. Hendaknya ikhlas, semata-mata karena
Allah SWT
Allah berfirman : "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian ituolah agama yang lurus (benar) ."(QS. Al Bayyinah[98] :5).
Allah
juga berfirman, "Katakanlah: 'Hanya Allah saja yang aku sembah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku'."(QS. Az Zumar[39] :14).
3. Amalan tersebut dibangun diatas pondasi
aqidah yang benar.
Allah berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman." (QS. An Nahl [16] : 97).
Dalam ayat ini Allah membatasinya dengan
keimanan. Pemahaman kebalikannya adalah jika yang melakukan amalan saleh
tersebut bukan seorang mukmin, maka tidak akan diterima amalannya. (Tafsir
Adhwa'ul Bayan).
Imam Ibnu Katsir berkata : "amal sholih" adalah amalan yang
sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya (Tafsir Al Qur'anul Adzim).
Imam Ibnu Katsir berkata : "amal sholih" adalah amalan yang
sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya (Tafsir Al Qur'anul Adzim).
Pendapat
Ulama tentang makna "kehidupan yang baik".
1. Kehidupan yang baik di dunia, yaitu Allah memberikan taufik kepada hamba-Nya kepada apa-apa yang diridhoi-Nya, memberikan karunia berupa kesehatan serta rezki halal, sebagaimana firman-Nya : "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."(QS Al Baqarah[2] :201)
2. "Kehidupan
yang baik" dalam ayat ini adalah "rezki yang baik dan halal di
dunia".( Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, Sa'id bin Jubair, Adh
dhahak, Atha' bin Abi Rabah)
3. Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma,
menafsirkannya dengan “As sa'adah
(kebahagiaan)”
4. Al-qona'ah
(kecukupan). Ali Bin Abi Tholib, Al Hasan Al Basri, Ikrimah, Za'id bin
Wahhab
5. "Lezatnya
ketaatan." Abu Bakar Al Waraq
6. Abdurrahman bin Nashr As Sa'di, menafsirkannya dengan "ketenangan
jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya yang menggangu ketenangan
hatinya, sehingga Allah memberikan rezki yang baik dan halal kepadanya dari
jalan yang tidak disangka-sangka."
7. Abul Fida' Ibnu Katsir, berkata : "kehidupan yang baik mencakup seluruh
bentuk kelapangan dari segala sisi."
8. Yang lain menafsirkannya dengan, "kehidupan yang baik di akhirat berupa
surga". Seperti, Al Hasan Al Basri, Qotadah,.
9. Adapun Abu Ghassan, menafsirkannya
dengan "Kehidupan yang baik di alam
kubur" (Tafsir Zaad al Musayyar)
Kesimpulannya, makna
"kehidupan yang baik" adalah meliputi semua yang telah disebutkan
diatas.
Sebagaimana hadits Abdullah bin Amr bin Al
Ash, Rasulullah SAW bersabda : "Sungguh beruntunglah orang masuk
kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa yang Allah
berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284). (Taisir Al
Qur'an Al Adzim).
"Dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan."
Comments
Post a Comment