Ada kabar duka, Djaduk Ferianto, seorang aktor
dan seniman musik ternama di Indonesia, Rabu (13/11/2019)
sekitar pukul 02.30 meninggal dunia di Yogyakarta dalam usia 55 tahun.
Seniman bernama lengkap RM Gregorius Djaduk Ferianto ini dimakankan pukul 14.00 di makam keluarga, Sembungan, Kasihan, Bantul, DIY.
***
Ada sekilas kenangan, tahun 2014 pertama kali saya bisa nonton penampilan dia saat pentas di acara peringatan Hari Jadi
Kabupaten Sragen dalam tajuk “Halte Musik”. Saat itu Djaduk manggung bersama pelawak Kirun di depan Pasar Kota Sragen. Halte Musik digelar di sepanjang Jalan Raya
Sukowati mulai dari dekat Masjid Al-Falah hingga masuk ke pelataran pendodo
Rumah Dinas Bupati Sragen.
Tahun berikutnya dia diundang
lagi ke Sragen dalam acara yang sama. Sebelum tampil bersama penyanyi Tri Utami, Syaharani dan Sinden Mentir Mbah Suji di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sragen,
saya sempat foto bareng mas Djaduk.
Dua penyanyi papan atas Tanah
Air, Tri Utami, dan Syaharani, serta musisi Djaduk dan Sinden fenomenal Mbah
Suji Mentir Sragen, menghibur warga Sragen dalam acara Halte Musik Lumbung Jumengglung yang
merupakan salah satu rangkaian kegiatan HUT ke-269 Sragen, Sabtu (30/5/2015).
bersama Sinden Mentir Sragen, Mbah Sudji |
Keduanya
bernyanyi diiringi alunan musik dari Kua Etnika, serta berduet dengan sinden
tayub kebanggaan Sragen, Mbah Suji Mentir bersama seniman asal
Jogja, Djadug Ferianto.
bersama penyanyi Tri Utami |
“Ini
konsep yang tidak biasa. Ada yang menyebutnya sebagai ziarah budaya karena tiga
musisi kenamaan, Tri Utami, Syaharani, dan Djaduk, tampil bareng Mbah
Suji," kata Ketua Penyelenggara Halte
Musik Lumbung Jumengglung, Arif Hartoyo.
Panggung Halte Musik di Pendopo Rumah Dinas Bupati |
Arif
mengklaim kolaborasi empat tokoh musik ini menjadi sejarah perjalanan seni Bumi
Sukowati.
"Kolaborasi musik jaz dengan seni tradisional tayub pasti
menarik," kata dia.
Acara Halte Musik
digelar di delapan panggung di jalan raya Sukowati, tepatnya ruas antara
Perempatan Pasar Kota hingga depan Pendapa Rumah Dinas Bupati Sragen.
Panggung-panggung tersebut meliputi panggung musik pelajar, kenangan, jalanan, dan
cokekan.
Panggung
halte musik didirikan di sejumlah lokasi di antaranya Pendapa Rumah Dinas
Bupati, Alun-alun Sasono Langen Putro, dan Masjid Raya Al Falah. Tempat yang
disebut terakhir untuk pentas musik religi.
Empat tahun kemudian, sang maestro seni itu dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa.
Selamat jalan, Mas Djaduk Ferianto.
Comments
Post a Comment