Merenungi Perjalanan Hidup
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ .َأَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ:
أَمَّا بَعْدُ،
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي
السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, segala puji
dan syukur kita persembahkan kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat,
pertolongan dan hidayah—Nya, hari ini kita masih dikaruni umur panjang, kesehatann
dan kesempatan untuk menjalankan kewajiban shalat Jumat dan segala aktivitas
lainnya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Agung Muhammad SAW. yang kita ikuti teladannnya sampai akhir hayat. Semoga atas
ijin Allah kita mendapatan Syafaatnya di yaumil akhirah. Aamiin yaa rabbal
aalamiin.
Jamaah yang berbahagia.
Kita bersyukur kepada Allah Swt. yang telah
memberi kesempatan kepada kita untuk kembali
menjalankan shalat Jumat berjamaah. Padahal betapa banyak orang yang
tidak diberi kesempatan shalat berjamaah seperti kita. Mungkin karena sedang
sakit, atau telah meninggal dunia, dan sebab-sebab lainnya. Alhamdulillah kita
termasuk manusia yang berbahagia, yang segar bugar atau dalam kondisi apapun
masih bisa melaksanakan kewajiban shalat Jumat pada hari ini. Semoga Allah menerima
dan meridlai ibadah kita. Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin.
Jamaah Rahimakumullah.
Betapa sering kita terlena oleh berbagai
kesibukan dunia sehari-hari. Tanpa terasa kita telah berada di hari Jumat lagi,
padahal rasanya baru kemarin kita shalat
Jumat di sini atau tempat lainnya. Waktu begitu cepat berlalu. Waktu terus
bergerak, tetiba berada di bulan Rabi’ul akhir, terus Rajab, sebentar lagi bulan
sya’ban, tak lama lagi bulan suci Ramadhan.
Mari kita tafakkuri perjalanan hidup kita,
dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun.
Hari ini kita berjamaah untuk beruku’ dan
bersujud, menghadap Allah Rabbul ‘Izzati, sambil menghitung-hitung kekayaan
ruhaniyah yang kita peroleh selama ini.
Kita tidak tahu apakah pada hari Jumat
mendatang kita masih dapat shalat jumat berjamaah. Bahkan apakah besok pagi
kita masih bisa shalat berjamaah di tempat ini atau tempat lain.
Lima kali sehari kita laksanakan shalat wajib.
Namun kita tidak tahu apakah kita masih diberi kesempatan untuk melaksanakan
shalat pada hari-hari berikutnya. Karena itu kita patut bertanya : “Apakah
shalat kita telah berbuah?”
اُتۡلُ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ
مِنَ الۡكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ ؕ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ
وَالۡمُنۡكَرِؕ وَلَذِكۡرُ اللّٰهِ اَكۡبَرُ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُوۡنَ
٤٥
Bacalah Kitab (Alquran) yang telah diwahyukan
kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah
dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu
lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (qs. Al-‘ankabut[29]: 45
Apakah shalat kita telah mampu menghentikan
kita dari berbuat keji? Apakah shalat kita telah mampu menghentikan kita dari
perbuatan menggunjing orang lain? Apakah shalat kita telah mampu mendorong kita
menjadi dermawan, saling menyayangi, saling membantu dalam kebajikan terhadap
sesama?
Sampai dimanakah shalat kita dapat membuahkan
qalbu atau hati yang tenang, tidak resah dan tidak dzalim? Dan sampai di
manakah shalat kita dapat menumbuhkan iman yang kokoh?
Allah swt berfirman dalam al Qur’an surat
al-Mu’minun (23): 1-5 :
قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ ١ الَّذِيۡنَ هُمۡ
فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ ۙ ٢ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَنِ اللَّغۡوِ مُعۡرِضُوۡنَۙ
٣ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوۡنَۙ ٤ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِفُرُوۡجِهِمۡ
حٰفِظُوۡنَۙ ٥
Beruntunglah orang-orang yang beriuman. Yaitu
orang-orang yang khusus’ dalam shalatnya. Yang menjauhkan dirinya dari
(perkataan dan perbuatan) yang tidak berguna (sia-sia). Orang-orang yang menunaikan
zakat. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya.
Sampai batas-batas tertentu, mungkin kita
telah mencapai tahapan yang digambarkan dalam oleh al-Qur’an tersebut.
Sewaktu-waktu kita dapat melaksanakan shalat secara khusu’. Sewaktu-waktu mampu
menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Sewaktu-waktu
kita telah mampu menunaikan zakat, membantu sesama umat manusia. Sewaktu-waktu
pula kita telah mampu mengendalikan dorongan nafsu seksual, sehingga terbebas
dari kemaksiatan.
Kalaulah kita baru sewaktu-waktu mampu
melaksanakan perbuatan manusia beriman, apakah tidak berarti sewaktu-waktu pula
kita bisa melakukan perbuatan orang tidak beriman? Na’udzubillahi min dzalik.
Peluang itu selalu ada karena setan akan terus menggoda manusia sepanjang
hayatnya. Oleh karena itu kita terus berikhtiar agar bisa istiqamah dalam
beramal shaleh sehingga iman dan taqwa kita terus meningkat.
Gambaran orang yang bertaqwa sebagaimana
dinyatakan Allah dalam al-Qur’an surat Ali ‘Imran (3): 133-135
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ
[3:133] Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي
السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
[3:134] (yaitu) orang-orang yang menginfakkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang mampu menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا
فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ
مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
[3:135] Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Marilah kita senantiasa tafakur, merenung
dengan ingat pesan Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu :
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ
أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوها قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، وَتَأهَّبُوا لِلْعَرْضِ
الْأَكْبَرِ
“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum
kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian
ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal.”
Sudah sampai di mana tahap dan kadar iman
serta taqwa kita kepada Allah swt? Sudah sampai di mana cinta kepada Allah swt.
dibandingkan dengan cinta kepada selain Allah? Seberapa jauh kehadiran kita
bermanfaat bagi sesama manusia? Sudah sampai di manakah kita mampu hidup
harmonis sebagai individu dan anggota masyarakat di Negara yang warganya
beraneka suku, agama, karakter dan warna kulit yang berbeda-beda?
Mari kita tanyakan pada diri ini : Manfaat apa
yang bisa diambil oleh sesama manusia karena kehadiran kita? Apa manfaat
kehadiran kita dalam keluarga, dan lingkungan bertetangga, atau kehadiran kita
di lingkungan masjid, di kantor dan di tempat-tempat lain?
Al-Qur’an berbicara tentang seluruh aspek
kehidupan. Hampir seratusan ayat diantaranya tentang manusia, tentang kualitas
manusia.
Oleh karena itu, setiap kali kita bertemu di
hari Jumat, kita diingatkan tentang kualitas diri kita, peningkatan kualitas
ketaqwaan kita agar terus meningkat. Mari kita targetkan perubahan dan peningkatan
diri pada setiap kita shalat, dan setiap kali kita mengikuti dan menjalankan
shalat Jumat. Semoga kita termasuk hamba Allah yang dikasihi-Nya.
Insya Allah hidup seharian kita akan dinilai
Allah swt sebagai ibadah. Kita upayakan agar kita selalu mengisi hidup
ini dengan penuh ibadah. Sepanjang hari, kita isi dengan beribadah.
Agar segala kegiatan kita bernilai dan
berbobot ibadah, setiap kali kali akan memulai segala aktivitas, ketika bertugas melaksanakan kewajiban,
termasuk mencari nafkah untuk anak istri
dan keluarga, niatkanlah selalu dalam hati dengan ikhlas hanya karena Allah, untuk
memenuhi perintah Allah, sesuai ketentuan Allah, hanya mengharap ridla Allah,
bahwa kita bertugas melaksanakan kewajiban, memulai segala sesuatu dengan
ucapan Bismillahirrahmaanirrahiim. Dan diakhiri dengan Alhamdu lillaahi rabbil
‘aalamiin.
Mudah-mudahan Allah swt memberikan kemudahan
kepada kita dalam segala urusan dan upaya memakmurkan umur kita, semata-mata untuk
mendapat barakah dan ridla Allah swt.
-----
Barakallahu lii walakum bil ayati wa dzikril
hakim. Wa taqqabal minni wa minkum tilawatahu innahu huwassami’ul ‘aliim.
A’udzubillahi minasy-syaithanirrajim.
Bismillahirrahmanirrahiim.
Wal ‘ashr. Innal insaana lafi husrin .
illalladziina aamanu wa ‘amilush-shalihati watawa saubil haqqi wa tawa
saubish-shobbr.
Waqur rabbighfir warham wa anta
khairurrahimiin.
Comments
Post a Comment