Saat ini umat Islam berada di akhir bulan Sya'ban dan
kalau diberikan umur panjang akan memasuki bulan Ramadhan. Sungguh ini adalah nikmat yang demikian agung karena tidak
banyak yang dapat sampai ke waktu istimewa tersebut.
Karenanya, sudah sebaiknya menjelang masuk bulan
Ramadhan ini hendaknya dapat mempersiapkan mental dan aneka kebutuhan lain agar
demikian siap. Tidak semata bangga berada di bulan puasa, melainkan juga
mengisi Ramadhan dengan ibadah terbaik.
الْحَمْدُ
لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ
الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ
وَالْغَايَاتُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ
بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ
التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ: ا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Tidak terasa saat ini
kita sedang berada di akhir bulan Sya’ban. Semoga dengan tambahan usia dan
kesehatan yang Allah SWT anugerahkan hingga kini, akan terus meningkatkan takwa.
Yakni menjalankan perintah dan menjahui yang dilarang Allah SWT. Ingat, pesan
takwallah senantiasa dikumandangkan yang berarti memberikan pesan bahwa takwa
merupakan hal penting bagi seorang muslim di dunia ini.
Hadirin yang Mulia
Dan tidak akan lama
lagi, kalau masih diberikan panjang umur kita akan memasuki bulan Ramdhan. Para
ulama sepakat bahwa Ramadhan adalah bulan paling mulia dalam Islam. Di dalamnya
terhampar rahmat, pengampunan, dan jaminan pembebasan dari api neraka bagi yang
sungguh-sungguh mengisi bulan suci tersebut.
Keistimewaan Ramadhan tercermin dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari
berikut ini:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: Semua
amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku
dan Aku yang akan memberikan balasannya.
Penegasan Allah—yang menisbatkan puasa sebagai milik-Nya dan Dia sendiri yang
akan mengganjarnya—merupakan penanda betapa spesialnya bulan Ramadhan. Ada
hubungan langsung, sangat erat, antara Ramadhan dan Allah. Sehingga, manusia
yang serius menapaki Ramadhan akan benar-benar menjadi pribadi yang mulia.
Karena istimewanya Ramadhan, tak heran bila sejak memasuki bulan Rajab,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah menampakkan kerinduannya dalam
lantunan doa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ
وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah
(pertemukanlah) kami dengan bulan Ramadhan.
Dalam doa tersebut,
Nabi Muhammad SAW tak hanya meminta berkah bulan Rajab dan Sya’ban tapi juga
memohon panjang umur agar bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan. Artinya,
Ramadhan bagi Nabi Muhammad adalah momen utama yang ditunggu-tunggu. Bahkan,
Rasulullah melakukan persiapan khusus di bulan Sya’ban antara lain dengan
memperbanyak puasa sunah.
Jamaah Shalat Jumat yg
berbahagia.
Mengingat pentingnya
bulan Ramadhan, hal penting yang perlu dilakukan adalah persiapkan rohani
kita. Apakah kita sudah menata niat yang baik untuk menyambut bulan suci ini?
Kegembiraan yang
terpancar atas datangnya bulan ini apakah sekadar karena ada peluang keuntungan
duniawi, mencari pahala, atau yang lebih mendalam dari itu semua: ridha Allah?
Kita tahu, Ramadhan tidak semata bulan ibadah. Dalam kehidupan masyarakat, pada
momen tersebut juga beriringan dengan perubahan aktivitas sosial dan kebutuhan
ekonomi. Bagi para pedagang dan pengusaha jasa misalnya, Ramadhan bisa jadi adalah
berkah materi karena meningkatnya omzet mereka.
Momen menjelang lebaran,
juga kesempatan bagi para pekerja untuk mendapatkan tunjangan hari raya.
Pasar-pasar kian ramai, volume belanja masyarakat meningkat, dan seterusnya.
Dalam situasi seperti ini, sejauh mana hati kita tetap fokus pada kesucian
Ramadhan tanpa tenggelam terlalu jauh ke dalam kesibukan yang melalaikan?
Seberapa sanggup kita
menjernihkan niat bahwa bekerja sebagai bagian dari ibadah; meningkatkan ibadah
tanpa rasa ujub dan pamer; gemar membantu orang lain dengan ikhlas tanpa berharap imbalan?
Jamaah Shalat Jumat
Rahimakumullâh
Syekh Abdul Qadir al-Jailani
dalam kitab Al-Ghuniyah menganjurkan agar umat Islam menyambut
bulan Ramadhan dengan menyucikan diri dari dosa dan bertobat dari
kesalahan-kesalahan yang telah lampau.
Imbauan Syekh Abdul
Qadir ini amat relevan. Sebab, jika hendak bertemu kawan saja seseorang merasa
perlu untuk tampil bersih dan berdandan rapi, apalagi bila yang dijumpai ini
adalah hari-hari yang penuh keistimewaan sebulan penuh.
Melakukan introspeksi diri, mengevaluasi buruknya perilaku, lalu memohon
ampun kepada Allah adalah satu tahapan rohani yang penting agar kita semua
memasuki bulan suci dengan pribadi yang juga suci.
Dengan demikian,
Ramadhan kelak tidak hanya menjadi ajang meningkatkan jumlah ibadah tapi juga
nilai ketulusan. Dengan bahasa lain, Ramadhan bukan semata ajang penambahan jumlah atau kuantitas ritual ibadah tapi juga kualitas penghambaan kita kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
Persiapan rohani ini penting supaya amal kita selama bulan puasa berjalan
lancar dan berkah. Lancar, karena kita secara mental sudah siap sedia, baik
menunaikan segenap ibadah wajib dan sunnah maupun menahan godaan-godaan yang
bakal menghadang. Berkah, sebab puasa kita mengandung manfaat kebaikan, baik
pada diri kita sendiri maupun orang lain. Jangan sampai kita termasuk
orang-orang tekun berpuasa tapi mendapat kritik dari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, karena tidak sesuai dengan tuntunan Islam:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ
صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
Artinya: Banyak
orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa
lapar saja. (HR Imam Ahmad)
Jamaah Shalat Jumat
Rahimakumullah
Puasa Ramadhan
sesungguhnya lebih dari sekadar melaksanakan kewajiban rukun Islam yang
keempat. Karena di dalamnya terkandung hikmah penempaan diri dalam menguasai
hawa nafsu. Puasa atau shiyâm secara bahasa bermakna imsâk yang berarti
‘menahan’. Melalui persiapan rohani yang matang, kita diharapkan bisa menahan
gejolak nafsu yang mungkin menyenangkan tapi sebetulnya menjerumuskan.
Di era media sosial yang riuh saat ini, kita bisa menyaksikan bagaimana sikap
berlebih-lebihan diumbar, kebencian dipertontonkan, hoaks disebar, serta
hujatan dan caci-makian disasarkan kepada banyak orang. Na'udzubillahi min dzalik. Semoga kita semua
selamat dari akhlak tercela ini dan menapaki Ramadhan yang mulia dengan hati
yang bersih, pikiran yang tenang, dan perilaku yang maslahat bagi semua
orang.
Semoga seluruh ibadah kita di bulan Ramadhan, baik puasa dan ibadah lainnya diterima oleh Allah SWT dan menjadikan kita orang yang bertaqwa. La'allakum tattaquun. Aamiin ya rabbal 'aalamiin. Wallahu a’lam.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ
العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ
تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Comments
Post a Comment