Dalam hidup ini, kita sering mengalami dan berhadapan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan, harapan atau cita-cita.
Ketika mengalami keadaan seperti itu maka reaksi spontan yang muncul adalah : kecewa!
Kecewa adalah ungkapan rasa akibat harapan dan hasilnya tidak sama.
Kalau kita kecewa pada seseorang, itu artinya kita terlalu berharap pada orang tersebut. Sedangkan hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Begitu juga kepada pasangan hidup, teman, atasan, pemerintah dan bahkan Tuhan, jika kenyataan yang dihadapi atau diterima tidak sesuai dengan harapan, yang muncul adalah kekecewaan.
Rasa kecewa pada umumnya diekspresikan dalam beragam bentuk, seperti mengumpat, marah, kesal, sedih, malas, benci, dendam, putus asa, sakit hati, dan sebagainya. Ini yang disebut reaksi negatif.
Kalau reaksi negatif tersebut dibiarkan, akan berdampak buruk pada orang yang bersangkutan, bahkan bisa kepada orang lain. Kondisi ini sangat membahayakan karena menjadi sumber derita dan bencana yang tak ada ujungnya.
Kita mungkin pernah mendengar kisah orang yang stress, depresi, bertengkar, mengamuk, bahkan membunuh orang, atau bunuh diri, dan sikap negatif lainnya.
Setelah ditelusuri, penyebabnya karena rasa kecewa yang berlebihan sehingga tidak bisa dikendalikan.
Rasa kecewa itu secara psikologis sebenarnya merupakan sikap spontan yang wajar dan manusiawi. Hanya saja, agar tidak berdampak buruk dan menyebarkan virus penderitaan, yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengelola rasa kecewa itu menjadi sesuatu yang positif.
Bagaimana caranya?
Nantikan buku saya yang akan mengupas tuntas salah satu sisi psikologi manusia bernama kecewa dengan segala persoalannya.
Buku ini, semoga bisa terbit pertengahan 2020, menyajikan banyak hal yang selama ini luput dari perhatian kita, padahal sangat prinsip dalam perjalanan hidup manusia.
Yuk. Kita tunggu, ya..
Waaahhh...bapak produktif sekali...nunggu nih buku keduanya, lebih menarik sepertinya
ReplyDeleteBismillah. Modal semangat, Mbak.. semoga lancar
ReplyDelete