khutbah 1
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نبينا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ
عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ،
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ
الْكَرِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ
مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢٦١
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita persembahkan kepada
Allah swt. Atas segala nikmat-Nya, kita masih diberikan kesehatan dan
kesempatan untuk menjalankan segala tugas dan kewajiban, diantaranya shalat
Jumat.
Shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah saw. Semoga kita
senantiasa termasuk golongan yang mampu mengikuti sunnahnya dan mendapatkan syafaatnya
di hari kiamat. Aamiin
Mengawali khutbah Jumat ini, kami mengingatkan pada diri sendiri
dan kepada seluruh jamaah, mari kita kuatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada
Allah dengan senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Ketakwaan hendaknya kita lakukan secara Istiqomah sehingga bukan
hanya berdampak pada kuantitas takwa namun juga kualitasnya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saat ini, hati kita tersentak dan jiwa kita teruji oleh musibah
banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatra
Utara dan Sumatra Barat. Kita menyaksikan melalui berita dan laporan, betapa
dalamnya luka yang dialami saudara-saudara kita. Rumah hanyut, harta benda
lenyap, akses terputus, dan jeritan kebutuhan dasar yang mendesak.
Menurut data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), korban akibat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera
Barat, hingga hari ini, ada 990 orang tewas, luka-luka sekitar 5.000 orang.
Selain itu, ada 222 orang masih dalam pencarian, dan lebih
dari 884 ribu orang menjadi pengungsi.
Total daerah terdampak berjumlah 52 kabupaten dan kota di Aceh,
Sumut, serta Sumbar. Ada 157 ribu rumah rusak, 498 jembatan rusak, 1.200
fasilitas umum rusak, dan 584 sekolah rusak akibat bencana.
Inilah momen krusial, di mana ajaran Islam datang menghadirkan
solusi yang menyelamatkan, yaitu melalui amalan Infaq.
Infaq bukan sekadar transfer materi, melainkan sebuah amalan yang
meneguhkan solidaritas sosial kita sebagai umat, sekaligus memperkuat keteguhan
iman kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana dijelaskan dalam Fikih Zakat Kontemporer, kata infāq (إِنفَاق)
secara etimologi berasal dari kata nafaqa yang bermakna
“habis” atau “berlalu”, karena ia adalah harta yang dikeluarkan.
Namun, secara terminologi, para ulama mendefinisikannya dengan
indah sebagai: “Perbuatan atau sesuatu yang diberikan kepada orang lain untuk
menutupi kebutuhannya, dilakukan dengan ikhlas karena Allah semata.”
Hukum dasar infaq memang sunnah, tetapi dapat berubah menjadi
kewajiban sosial atau fardhu kifayah bagi masyarakat. Kondisi
darurat, seperti bencana alam yang sedang menimpa Sumatra, merupakan salah satu
keadaan yang dapat mengangkat status hukum infaq menjadi sangat mendesak dan
utama bagi setiap yang mampu.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Penting untuk kita pahami dan yakini, infaq bukanlah tindakan yang
mengurangi harta. Dalam Fikih Zakat Kontemporer ditegaskan bahwa syariat
menjanjikan keberuntungan dan rezeki yang bertambah bagi orang yang berinfak.
Infaq tidak membuat seseorang miskin—sebaliknya, infaq menjadi pintu rezeki dan
jalan menuju keberkahan abadi. Ia adalah investasi akhirat yang hasilnya pasti
dan berlipat ganda.
Landasan keyakinan ini kita dapati dengan jelas dalam firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala di dalam QS. al-Baqarah ayat 261:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ
حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢٦١
“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, dan tiap bulir berisi
seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas (KaruniaNYA) lagi Maha Mengetahui”
Ayat yang agung ini menegaskan bahwa pahala infaq dilipatgandakan
hingga ratusan kali lipat. Infaq yang kita keluarkan untuk menolong sesama di
tengah musibah ini adalah bekal terkuat yang kita siapkan untuk kehidupan
setelah dunia fana ini.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Al-Qur’an mengulang perintah berinfaq di berbagai tempat sebagai
peringatan keras bagi kita. Salah satunya adalah dalam QS. Al-Munafiqun ayat
10, di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ
يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
“Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kalian.”
Ayat ini mengandung peringatan yang menghujam: waktu untuk berbuat
baik dan beramal saleh tidak selamanya terbuka.
Situasi bencana yang menuntut bantuan segera menjadikan infaq kita
sebagai tindakan yang bukan hanya penting, tetapi sangat mendesak, mencegah
penyesalan di kemudian hari ketika kesempatan beramal telah tertutup.
Lebih lanjut, infaq adalah kebaikan yang kembali kepada diri
sendiri, sebagaimana disebutkan dalam QS. at-Taghabun ayat 16:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا
وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ
“Bertakwalah kepada Allah semampu kalian, dengarkanlah, taatilah,
dan berinfaqlah; itu lebih baik bagi diri kalian sendiri.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kondisi bencana yang menimpa saudara kita di Sumatra, di mana
kebutuhan sosial mencapai titik kritis—logistik terbatas, warga kehilangan
harta, dan pemulihan membutuhkan sumber daya masif—adalah panggung nyata bagi
kita untuk mengimplementasikan ayat-ayat tersebut. Infaq dalam keadaan ini
mewujudkan tiga fungsi utama:
1. Sarana menolong sesama yang sedang mengalami kesulitan terbesar
dalam hidupnya.
2. Instrumen pemulihan sosial dan penerapan prinsip ta‘āwun (saling
tolong-menolong) yang merupakan inti dari ajaran Islam.
3. Bentuk pengabdian ikhlas kepada Allah, menutupi kebutuhan orang
lain demi mengharapkan keridhaan-Nya.
Oleh karena itu, jangan pernah merasa kecil hati dengan jumlah
yang kita berikan. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam
surat at-Thalaq ayat 7 memastikan bahwa semua pintu infaq terbuka bagi siapa
pun:
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ
عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya,
dan barang siapa disempitkan rezekinya, hendaklah ia memberi dari apa yang
Allah berikan kepadanya.”
Pintu infaq terbuka bagi setiap tingkatan kemampuan. Di tengah
musibah yang dahsyat, sekecil apa pun bantuan kita memiliki arti yang sangat
besar bagi korban yang kehilangan tempat tinggal dan harapan.
Mari kita jadikan musibah ini sebagai ladang amal dan ujian
keimanan, dengan bersegera mengeluarkan infaq terbaik kita, demi membantu
saudara kita dan meraih keberkahan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Infak bisa disalurkan melalui BAZNAS Kabupaten Sragen, di kompleks
Masjid ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ،
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَـٰلَمِينَ وَصَلَاةُ وَالسَّلَامُ
عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
عِبَادَ اللَّهِ اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Marilah kita tutup ibadah Jumat kita hari ini dengan berdoa kepada
Allah Swt.
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
وَرَضِيَ اللّهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللّهِ أَجْمَعِينَ
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ
فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِين.
Comments
Post a Comment