Pada tulisan sebelumnya berjudul Misteri Hujan dan Jawaban Allah Dalam Al-Qur’an, saya sampaikan
tentang fenomena proses pembentukan hujan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat
Ar-Rum [40]:48.
Tulisan
berikut saya sampaikan penjelasan lain dalam Al-Quran yang berkaitan dengan hujan
melalui proses pembentukan awan.
Seperti diketahui, para
ilmuwan telah mempelajari beragam jenis awan. Selain itu, kalangan ilmuwan juga
meneliti proses terbentuknya awan dan bagaimana hujan terjadi. Secara ilmiah
dapat dijelaskan bahwa proses terjadinya hujan dimulai dari awan yang didorong
angin.
Dalam buku berjudul “Al-Qur’an
Mengungkap Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Modern”, Harun Yahya (2004) mengungkapkan,
para ilmuwan yang mengkaji jenis-jenis awan menemukan fenomena yang amat
mengejutkan berkenaan dengan formasi gumpalan awan hujan. Gumpalan-gumpalan
awan terbentuk berdasarkan susunan udara dan tahap yang amat jelas. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Allah dalam Al-Qur'an.
Dalam Al-Qur’an
Surat An-Nur [24] : 43, Allah menerangkan, “Tidakkah
kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, lalu menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu
huja keluar dari celah-celahnya dan
Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan."
Berdasarkan keterangan
Al-Qur’an tersebut, Harun menguraikan tentang tahap pembentukan salah satu awan
yaitu kumulonimbus, seperti berikut :
Pertama, digerakkan
dengan tiupan angin. Gumpalan awan bergerak bersama oleh tiupan angin.
Kedua, berkumpul. Awan-awan yang kecil (awan cumulus) yang digerakkan oleh angin berkumpul
bersama, membentuk gumpalan yang lebih besar.
Ketiga, terhimpun.
Apabila awan-awan kecil telah berkumpul, udara yang bergerak ke atas dalam
lingkungan awan yang lebih besar bertambah. Udara yang berada dekat dengan
pusat awan lebih padat dibanding yang berada di tepi. Udara ini menyebabkan awan
berkembang secara menegak sehingga gumpalan awan kelihatan bertumpuk-tumpuk.
Dengan perkembangan tersebut
awan cenderung bergerak ke bagian yang lebih sejuk di dalam atmosfer. Tetesan air
dan awan terbentuk dan mulai berkembang lebih besar. Apabila tetesan air dan
salju ini menjadi lebih berat sehingga tidak bisa disangga oleh udara, akhirnya
mereka akan gugur dari gumpalan awan sebagai hujan.
“Harus diingat bahwa pakar meteorologi baru
mengetahui informasi terperinci mengenai pembentukan hujan, struktur dan
fungsinya akhir-akhir ini melalui perlatan canggih seperti pesawat terbang
satelit, computer, dan lain-lain. Hal ini menjadi bukti bahwa Allah telah
memberikan kepada kita informasi yang tidak diketahui 1500 tahun lalu,” tegas
Harun Yahya.
Subhanallah. Allahu
Akbar.
Suparto
#OneDayOnePost
#MisteriAwan
Hujan, Rezeki. dan penghapus dosa. juga penanda hal-hal buruk untuk kaum yang xxxxx (ntar ada yang tersinggung).
ReplyDeleteMakasih Mas responnya...
DeleteWawww... Makasih pak parto ilmunya.
ReplyDeleteberbagi ilmu untuk memperbaiki diri.
Delete