Di tengah siang yang membakar
Tak henti bekerja sebagai buruh kasar
Menjadi kuli panggul di pasar
Ia lulusan sebuah SMA
Sulung dari empat bersaudara
Tak lanjutkan kuliah karena biaya
Ayahnya hanya buruh tani di sawah
Ibunya buruh cuci dari rumah ke rumah
Ia pernah melamar ke banyak perusahaan
Ingin menjadi seorang karyawan
Namun tak satupun diterima
Karena tak ada keahlian yang dimilikinya
Ia coba berjualan makanan
Tiap hari di depan sekolahan
Hasilnya tak memuaskan
Katanya banyak saingan
Setelah mencoba banyak pekerjaan
Tak membuahkan hasil yang diinginkan
Dengan hati yang tegar
Kini ditekuninya jadi kuli pasar
Meski sinar matahari kian menyengat
Peluh keringat membasahi tubuhnya
Ia tak kehilangan semangat
Mengejar rezeki yang tak seberapa
Sekedar cukup membantu keluarga
Suparto
#OneDayOnePost
Jangan sampai kehilangan semangat.
ReplyDeleteSaya suka puisinya, Pak.
Cermin kehidupan
DeleteWaww... Pak parto keren, suka saya, mau berguruuu...
ReplyDeleteSpontan tadi lihat di pasar
DeleteSpontan tadi lihat di pasar
DeleteSelalu suka bunyi rima puisi Pak Parto... diksinya bagus...
ReplyDeleteMengalir aja kok ....
DeleteBukan cuma bunyi rima yang keren, tapi pesan moralnya yang mengena di pembaca.
ReplyDeleteSalut dengan karya-karya Pak Parto.
masih terus belajar mas...
Delete