Di dalam olahraga Arung jeram atau Rafting, setelah kucermati ternyata
mengandung banyak filosofi dan pelajaran bagi kehidupan nyata. Pertama, tentang kerjasama. Arung jeram adalah
olahraga alam bebas yang memadukan kecepatan dan kekompakan dalam bereaksi.
Sebagai olah raga kelompok, arung
jeram sangat mengandalkan kekompakan tim secara keseluruhan, di bawah komando skipper. Kerja sama yang terpadu dan
pengertian yang mendalam antar awak perahu, merupakan faktor utama yang
menunjang keberhasilan melewati berbagai rintangan di sungai. Semua awak kapal harus
bekerjasama di atas perahu agar perahu tetap pada arah/orientasi yang benar.
Pelajaran kedua, sikap hati-hati dan cermat. Cara duduk di perahu misalnya, tidak boleh
sembarangan, tetapi harus dengan menyamping. Seperti selalu diingatkan oleh Skipper, duduk pada sisi perahu (baik
sisi kiri maupun sisi kanan), kaki dalam posisi kuda-kuda pada lantai perahu,
dimaksudkan sebagai pengatur keseimbangan badan selama pengarungan. Posisi
duduk pun harus mudah untuk menggapai boat
line. Jarak duduk dengan peserta lain juga mesti diatur agar tidak
mengganggu pergerakan, baik untuk mendayung maupun saat menjalankan instruksi moving position atau perpindahan.
Peserta hendaknya selalu menyadari,
kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas dari segala resiko dan bahaya;
baik oleh faktor manusia, peralatan, maupun faktor alam yang menyertainya.
Meski begitu, kita tidak perlu cemas, karena justru di sinilah letak salah satu
kedahsyatan yang akan dirasakan saat bermain-main dengan air di sungai arus
deras. Yang penting, sikap hati-hati dan cermat tetap dijaga.
Aku ingat Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, yang
pernah bercerita tentang salah satu pelajaran yang diperolehnya saat mengikuti
Arung Jeram bersama para Pimpinan Satuan Kerja di Sungai Elo ini juga. Menurut
Agus, ada pesan moral yang bisa diambil
dari kegiatan mendayung perahu.
Ketika mendayung,
Agus membayangkan Kabupaten Sragen itu seperti sebuah Bahtera atau kapal
besar dan seluruh aparat yang ada (mulai dari Sekda, Pimpinan Satuan kerja,
Camat, Lurah, semua PNS dan lain-lain) menjadi para pendayungnya. Kapal besar
itu dikendalikan atau dipimpin oleh seorang Nahkoda bernama Bupati. Semua
aparat itu adalah Anak Buah Kapal (ABK). Para ABK ini bekerja, bergerak sesuai
bidang tugasnya masing-masing, saling koordinasi, dengan misi yang sama,
bagaimana agar perahu bisa bergerak, melaju dengan baik sampai titik tujuan
akhir dengan selamat.
Menurut dia, ketika berhadapan dengan kondisi
nyata berupa tikungan, jeram/riam, batu dan lain-lain, asal kita kompak dan
bersama-sama ternyata bisa melewati semua tantangan tersebut. “Persis kabupaten
Sragen ini. Kalau kita tetap bekerjasama, tidak akan gampang terprovokasi oleh
apapun, tentu kita akan bisa melakukan pencapaian titik harapan”, katanya.
Didalam satu kelompok, ia berpikir, kalau kita
yang mendayung di sini terlalu menuruti para penonton di atas tebing, atau
kelompok perahu lain yang berteriak-teriak menantang, mengganggu dan mengejek,
atau terlalu terpesona dengan pemandangan orang mandi di pinggir sungai, tentu kita tidak akan sampai tujuan di garis
finish itu. Makanya kita harus tetap fokus dan bersemangat. Jangan sampai
terlena di tengah jalan.
Atau ada kemungkinan kedua, jika ada diantara
para Anak Buah Kapal itu malah melakukan penggembosan dari dalam, membocorkan
kapal, atau berhenti (mogok) tidak mau
mendayung, maka akan membuat perjalanan kapal itu tidak seperti mimpi bayangan
yang kita angankan bersama-sama.
“Jadi, pelajaran moralnya adalah bagaimana kita
tetap bersama dalam situasi seperti
apapun. Sebagaimana halnya ketika kita mendayung perahu kabupaten Sragen. Dalam
situasi airnya paling landai, tenang, dengan riam, atau di medan yang terjal,
curam dan lain-lain kita harus tetap bersama-sama mendayung sampai dititik
tujuan dan harapan”, ujar Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman.
Insiden “mengerikan” yang menimpa beberapa teman kami,
menggambarkan bagaimana kelalaian sedikit saja bisa berakibat fatal. Seperti yang
akan kuceritakan dalam tulisan besok……
Kereeeen sekali analoginya mas
ReplyDeletepenuh hikmah
Deletepenuh hikmah
DeleteWah pengen banget olah raga arung jeram.
ReplyDeletememang mendebarkan, mengasyikkan, dahsyat...
Deletenunggu cerita selanjutnya..^^
ReplyDeletesilahkan nikmati suguhan yg makin 'mengerikan..'
DeletePengin juga nyoba arung jeram.sepertinya menguras adrenalin
ReplyDeletegrup ODOP kayaknya perlu ngadain nih..
Delete