Ini catatan pengalaman paling berkesan
dalam hidupku. Saat itu, aku mendapat undangan untuk mengikuti olahraga yang
cukup menantang, yakni Arung Jeram atau Rafting
bersama PNS. Lokasinya di kawasan sungai
Elo, Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Kala itu aku merasa bangga karena masih
mendapat perhatian dari instansi dimana aku dulu pernah bekerja. Namun disisi
lain, muncul keraguan (dan rasa ‘takut’), mengingat olah raga ini cukup
beresiko, sementara daya fisikku sudah mulai menurun karena faktor usia. Dari 50 orang peserta, aku tercatat sebagai peserta paling tua. Setelah berdo’a dan memantapkan hati, akhirnya aku
putuskan ikut, untuk menguji daya tahan tubuh dan mentalku.
Kegiatan bersama ini, disamping untuk
menyegarkan badan dan pikiran juga dimaksudkan sebagai sarana meningkatkan
kekompakan dan media pembelajaran dalam menjalani tugas serta berani menghadapi
tantangan hidup sehari-hari.
Apalagi, olahraga yang satu ini
memberikan banyak pelajaran berharga mengenai tantangan hidup yang harus
dihadapi. Kegiatan arung jeram kali ini dipandu mas Arkok Indarto dari PT. Citra Elo
River Magelang.
***
Sekitar pukul 13.00, rombongan telah
tiba di lokasi basecamp Citra Elo
River. Selanjutnya kami diangkut dengan beberapa kendaraan Colt Station
carteran menuju titik start. Di tempat
ini, semua peserta segera memakai pelampung dan helm serta siap dengan dayung.
Dari seluruh peserta sekitar 50 orang, dibagi kedalam 9 kelompok perahu.
Sebelum masuk ke dalam perahu yang telah
disediakan, kami mendapatkan briefing
dari pengelola Citra Elo River, yakni Arkok Indarto. Untuk memantapkan brifieng
Arkok, salah seorang pemandu, Triyono (sering
dipanggil Mas Peyek), memberikan
arahan teknis. Setelah semua peserta siap di perahu masing-masing, pengarungan
sungai berjeram pun dimulai. Kami akan menempuh jarak sekitar 12,5 kilometer.
Pelan tapi pasti, perahu mulai melaju mengikuti
arus sungai, seirama dengan gerakan dayung. Sebagai peserta pemula, terus terang aku “deg-degan” ketika perahu sudah benar-benar meninggalkan titik start untuk
mengarungi Sungai Elo yang berhulu di Gunung Merbabu ini. Waktu itu aku
membayangkan “medan mengerikan” yang harus kami hadapi. Tetapi ibarat
mengarungi kehidupan di dunia, kami harus tetap tenang dan siap menghadapi
segala medan, apapun resikonya. Aku berada satu perahu dengan teman bernama Supenget,
Indarjo, Diana dan Ririn. Kami dipandu Puswanto yang biasa dipanggil Pak Kempus.
Pacu Adrenalin
Hari itu debit air lumayan besar, sehingga tidak terlalu butuh tenaga
ekstra untuk mendayung di jalur-jalur
landai menjelang jeram atau kelokan. Pengarungan di etape pertama yang diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam ini
cukup menantang, mendebarkan sekaligus mengasyikkan. Jeram-jeram di sekitar
kelokan dan turunan sungai Elo menciptakan sensasi luar biasa dan memacu Adrenalin.
Ketika
meluncur cepat di kelokan dan jeram-jeram liar, beberapa kali perahu
membentur keras batu-batu besar, atau tebing sungai, menimbulkan guncangan
hebat. Kadang perahu berputar-putar di pusaran air yang tak terkendali,
membuat kepala pusing dan perut mual.
Arung jeram ini benar-benar membawa suatu pengalaman
baru. Disamping
sebagai obat dari kejenuhan kesibukan keseharian, juga merupakan uji keberanian
menghadapi tantangan. Ketika menghadapi jeram-jeram ganas, secara spontan kami berteriak keras, bisa melepaskan ketegangan jiwa, dan menjadi obat ampuh bagi berbagai stress.
Ketika jeram telah terlewati dan perahu berada
pada arus tenang dan landai, maka giliran panorama
luar biasa indahnya terlihat di kanan kiri sungai. Gugusan tebing setinggi
belasan meter dengan pohon-pohon besar, terbentang memanjang menemani
perjalanan kami.
Setelah berjuang mengarungi arus sungai selama
dua jam, di pertengahan jalur pengarungan, seluruh peserta beristirahat sejenak
di sekitar kelokan pinggir sungai dengan tebing-tebing yang cukup indah. Kami
disambut dengan hidangan makanan kecil dan kelapa muda. Sambil menikmati kesegaran udara dan minuman
alami, kami saling bercerita tentang perjalanan yang baru saja dilalui.
***
Sekitar lima belas menit istirahat, pengarungan
dilanjutkan. Ada belasan jeram kecil dan
besar sudah kami arungi dengan selamat. Sampai finish point nanti, konon masih ada puluhan jeram yang tidak kalah
ganasnya kami arungi. Ya, ini sebuah tantangan yang harus kami hadapi. bersambung...
Sy pernah kesana juga, benar-benar mengesankan. Apalagi pas diceburkan ke kali.
ReplyDeleteAda sampingannya mbak.
DeleteAda sambungannya mbak.
DeleteTulisan pak Parto rapi dan ena dbaca.. Keren.. Saya suka, pak..
ReplyDeleteTerima kasih Bang. Semoga bisa terus memacu semangat saya..
DeleteSungguh mantaaap
ReplyDeleteOke. Makasih mas..
DeleteMas Gilang makin gemilang nih...
hbs baca rasanya jadi pengen rafting juga pak, tulisannya baguss :))
ReplyDeleteuji nyali ya...
DeletePengen ikut ngrasain...
ReplyDeletePengen ikut ngrasain...
ReplyDeletepokoknys dshsyat...
DeleteSelalu gayeng kl baca tulisan pak Parto
ReplyDeletegayeng seperti nonton wayang pas goro-goro yo mas Heru...hehehe..
Delete