Dalam percakapan sehari-hari, kata Hidayah sering dimaknai dengan petunjuk Allah kepada seseorang untuk menemukan jalan yang benar.
Tapi dalam kajian M. Yunan Nasution (1978), Hidayah mempunyai makna yang luas.
Secara bahasa, Hidayah berarti petunjuk atau pimpinan. Adapun menurut pengertian, Hidayah dirumuskan sebagai "petunjuk halus yang menyampaikan kepada tujuan."
Maksudnya, petunjuk yang disampaikan Allah kepada makhlukNya, sehingga dengan petunjuk tersebut - ibarat berjalan di malam hari yang gelap gulita - laksana cahaya kilat yang melintas, menerangi jalan yang ditempuh.
Menurut Syekh Muhammad Abduh, seperti dikutip M.Yunan Nasution, bahwa Hidayah itu ada empat macam tingkatannya.
1. Hidayah Tabiat
Sudah sejak masih bayi, Allah sudah mengaruniakan pada manusia hidayah tabiat. Bayi belum dapat menyatakan kehendaknya dengan perkataan (lisan), belum bisa berpikir.
Tetapi jika mereka harus, lapar, atau sakit, maka diberitahukannya dengan menangis.
2. Hidayah Indera
Hidayah ini disebutkan dlam bahasa Arab dengan Hidayatul Hawas atau Hidayatul Masya'ir. Maknanya adalah alat badani yang mudah berasa dan bergerak (peka) terhadap rangsangan dari luar, Misalnya rangsang bunyi, cahaya dan lain-lain. Hidayah indera ini ditemui pada makhluk insani maupun makhluk hewaani,
Pada makhluk hewani, hidayah indera itu sejak dari lahirnya sudah sempurna dan kuat dibandingakan dengan indera yang ada pada manusia. Pada Indera manusia mengalami proses pertumbuhan dengan percobaan-percoabaan dan pengalaman dari masa kemasa. Manusia memunyai lima panca indera, yakni pengihatan, pencium, perasa lidah, perasa tubuh dan pendengar.
3. Hidayah Akal
Hidayah akal ini hanya dianugerahkan oleh Allah kepada manusia saja, tidak kepada hewan.
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Mereka hidup berjamaah, berkelompok, menjalin hubungan, bergaul untuk berbagai kepentingan. Dalam perkembangannya kemudian membentuk masyarakat dan menetapkan tata tertib, norma dan aturan bersama untuk mewujudkan harmonisasi kehidupan.
Dengan hidayah akal itulah mereka bisa membedakan mana yang baik dan dan mana yang buruk, antara yang membangun dan merusak. Dengan akal, manusia tahu harga diri, martabat, rasa malu dan lainnya. Sedangkan hewan tidak memiliki sifat-sifat demikian.
Hidayah akal tersebut memimpin hidayah tabiat dan hidayah indera.
4. Hidayah Ad-dien
Hidayah Ad-dien (agama) ini akan memimpin ketiga hidayah yang kita sebutkan sebelumnya. Hidayah akal meskipun bisa menemukan kebenaran, namun untuk mencapai kebenaran hakiki dan sejati, sehungga memerlukan hidayah ad-dien (agama). Dengan Hidayah Ad-dien itulah manusia akan mamu menggapai kebahagiaan yang sejatu dan abadi.
Hwaaa baru tau saya. Banysk jenisnya ternyata
ReplyDeleteIya Mbak. Ketika kita belajar, banyak menemukan hal baru untuk menambah wawasan dalam memahami segala sesuatu.
Delete