Mbilung bingung harus berbuat apa. Dia sudah berusaha sekuat tenaga dan mengerahkan kemampuan yang ada. Tapi apa yang dilakukan hanya sia-sia.
Kini sang pemimpin tempat ia mengabdi, tak sudi lagi mendengar nasihatnya.
Yang lebih menyakitkan, ia sekarang menjadi sosok yang hina. Gerak geriknya selalu disorot orang dengan penuh curiga dan bahan cibiran. Setiap kata yang keluar dari mulutnya langsung mendapat serangan dari segala arah.
Ia tak mengira keadaannya seperti ini.
Mbilung sebenarnya sudah biasa mengabdi kepada beberapa bos (pemimpin) yang punya karakter bejat. Dia sering diperlakukan kasar dan menyakitkan. Semua dihadapi dengan sabar dan ikhlas.
Tapi kali ini situasinya serba tidak mengenakkan.
Togog, kakaknya, pernah berpesan agar Mbilung punya mental yang kuat untuk bisa bertahan di tempat tugas baru ini.
"Lung, di tempat tugas barumu sekarang, ada harapan dan prospeknya bagus. Tapi kamu harus punya mental yang kuat dan jujur. Tidak cukup hanya cerdas dan berani saja. Tantangannya berat, terutama dari luar," pesan Togog.
"Kamu tidak bisa hanya mengandalkan mulut saja tanpa hati nurani. Jangan tiru saya dengan lambe turah ini," kata Togog sinis.
***
Mbilung makin bingung.
Kini sang pemimpin tempat ia mengabdi, tak sudi lagi mendengar nasihatnya.
Yang lebih menyakitkan, ia sekarang menjadi sosok yang hina. Gerak geriknya selalu disorot orang dengan penuh curiga dan bahan cibiran. Setiap kata yang keluar dari mulutnya langsung mendapat serangan dari segala arah.
Ia tak mengira keadaannya seperti ini.
Mbilung sebenarnya sudah biasa mengabdi kepada beberapa bos (pemimpin) yang punya karakter bejat. Dia sering diperlakukan kasar dan menyakitkan. Semua dihadapi dengan sabar dan ikhlas.
Tapi kali ini situasinya serba tidak mengenakkan.
Togog, kakaknya, pernah berpesan agar Mbilung punya mental yang kuat untuk bisa bertahan di tempat tugas baru ini.
"Lung, di tempat tugas barumu sekarang, ada harapan dan prospeknya bagus. Tapi kamu harus punya mental yang kuat dan jujur. Tidak cukup hanya cerdas dan berani saja. Tantangannya berat, terutama dari luar," pesan Togog.
"Kamu tidak bisa hanya mengandalkan mulut saja tanpa hati nurani. Jangan tiru saya dengan lambe turah ini," kata Togog sinis.
***
Mbilung makin bingung.
kenapa pak mbilung?
ReplyDeleteMbilung lagi bingung, Mas. Tulisannya mendadak hilang. Mau nulis lagi, mood nya udah beda..
Delete