Di Sragen - Jawa Tengah, saat ini warung makan menjamur dimana-mana dengan aneka menu yang menggiurkan. Mulai dari yang sederhana hingga paling mewah tersedia di wilayah kabupaten yang terkenal dengan julukan Bumi Sukowati ini. Warung-warung tersebut tampil dengan berbagai model dan inovasi untuk menarik konsumen.
Namun demikian, ditengah persaingan sengit bisnis kuliner, masih ada warung makan sederhana di kota Sragen yang tetap eksis sejak seperempat abad lalu. Namanya Warung PAS.
Meski lokasi warung ini di tempat tersembunyi, 'nylempit' dan 'ndlesep' di gang sempit, tetapi keberadaannya selalu dicari. Jadi klangenan banyak orang dari berbagai kalangan.
Berada di kampung Sumengko RT.02, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan Sragen, lokasi warung PAS benar-benar tersembunyi.
Untuk menuju ke warung PAS, dari jalan kampung saja, masih harus berjalan melewati gang sempit diantara dua rumah, sejauh 15 meter.
Pemilik warung, Wartini (Bu War) ditemani putrinya, Ria, siap melayani pembeli yang ingin makan di tempat atau dibawa pulang.
Menurut Bu War, warungnya buka jam 09.30, tapi pukul 15.00 kadang makanan yang ada sudah ludes.
"Jam buka 09.30. Tapi sekitar jam 3 sore makanan sudah ludes," kata Bu War dengan ramah.
Dia bercerita, pertama buka usaha warung makanan tahun 1992 dengan menu seadanya.
20 Tahun Jadi Pelanggan
Jatuningsih Yulianti, SST, M.Kes, warga Mojomulyo RT.02/10 Sragen Kulon, menjadi salah satu saksi tentang perjalanan warung PAS milik Bu War.
Jatuningsih mengaku sudah lebih 20 tahun menjadi pelanggan warung PAS.
"Dulu, ketika saya masih siswa SMP Negeri-5 Sragen Tahun 1995 sudah sering jajan di warungnya Mbak War. Dan sekarang, saya juga masih suka mampir di warung itu," kenang Jatun, panggilan wanita yang kini bertugas di kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen.
Jatuningsih |
Keberadaan warung PAS, juga disampaikan Atna, seorang karyawati Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen. Dia menyatakan, dirinya sudah puluhan tahun menjadi pelanggan warung sederhana ini.
"Sejak anak saya masih kecil hingga sekarang sudah remaja, saya masih setia menjadi pelanggan warung PAS milik Bu War," ungkap Atna.
Ketika saya tanya Bu War, kenapa memberi nama usahanya : Warung PAS? Sambil melayani pembeli dia menjawab sekenanya saja.
"Pokoknya selalu Pas, Mas. Rasanya pas untuk semua selera, dan harganya juga pas bagi yang punya duit pas-pasan, hahaha... " Bu War menjelaskan sembari ketawa ngakak.
"Oh ya, kalo pas tanggal merah jangan jajan ke sini karena warungnya tutup," kata Bu War yang punya selera humor tinggi.
Aneka menu yang tersedia, antara lain nasi pecel, brambang asem, tahu acar, gado-gado, bakwan, tahu gembus dan tempe goreng. Ada lagi jenang campur (pati garut, sumsum, mutiara), kolak, es teh dan lain-lain.
Monggo. Silahkan mencoba. Sekali mencicipi, akan terus mencari.
Suparto
#OneDayOnePost
Saya pun tak pernah bosan menyantap makanan di warung-warung tradisional seperti ini. Meski banyak rumah-runah makan kekinian yang menjamur. Apalagi kalau pas di rantau. Makan di tempat seperti inu, Seperti rasa rumah. 😁
ReplyDeleteIya Mbak Sabrina. Rasa rumah membuat kita betah dan enjoy...
DeleteWah... Makan nih, enakk...
ReplyDeleteKapan2 mampir Mas Suden 'Wahid' Basayev...
DeleteNnti Klo main ke sragen kulineran di warung PAS
ReplyDeleteSiap saya antar, Wie.
DeleteJadi berita bagus
Kalo Dewie Dean dari Malaysia aja jajan di warung PAS, bakal heboh deh....
Delete