Selama ini, perayaan detik-detik pergantian tahun baru
masehi yang dilakukan oleh hampir semua Pemerintah Daerah di Indonesia, identik dengan pesta kembang api. Tapi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Sragen tahun ini sangat berbeda.
Perayaan pergantian tahun yang dikemas dalam acara “Gebyar
Tahun Baru 2018” tidak ada pesta kembang api. Acara detik-detik pergatian tahun
yang berlangsung pukul 23.45-00.15 di Alun-alun Sasana Langen Putra ini justru
ditandai dengan Kothekan Lesung – pemukulan alat tradisional petani untuk menumbuk padi.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengawali
pemukulan Lesung dengan Alu, diikuti oleh Wakil Bupati, Dedi Endriyatno, Sekda Tatag
Prabawanto bersama-sama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sragen. Suara Lesung Jumengglung yang menandai
pergantian tahun dari 2017 ke 2018, membahana memenuhi Alun-alun yang dipadati ribuan warga.
Sebelum prosesi pemukulan lesung, di Alun-alun juga digelar
pentas seni yang menampilkan Ketoprak Humor, Campur Sari, dan Orkes Melalu Dangdut.
Hal berbeda lain yang dilakukan Pemkab Sragen dalam
menyambut pergantian tahun adalah dengan menggelar Pengajian Akbar usai Isya hingga pukul 22.00 WIB. Kegiatan yang
berlangsung di Pendopo Sumonegaran Rumah Dinas Bupati tersebut menghadirkan
pembicara KH. Fauzi Arkan dari Salatiga dan disiarkan secara live oleh Radio Buana Asri Sragen.
Suparto
Foto ilustrasi :
Andry, Radio Buana Asri.
Foto ilustrasi :
Andry, Radio Buana Asri.
Selamat tahun baru 2018, semoga srnantiasa diberi kesehatan ya pak, dan apa yang kita impian diijabah oleh Alloh. Aamiin..
ReplyDeleteAamiin
DeleteTulisannya lengkap bgt, bagus Pak. Luar biasa.. I love you :D
ReplyDeleteMas yan genit wkwkwk
DeleteHehehe..
DeleteMengangkat tema yang berbeda..
DeleteTulisannya bagus Pak.
ReplyDeleteKothekan lesung budaya yg perlu dijaga kelestariannya
Iya. Sekarang sudah langka
DeleteWahh keren nih pakai acaranya live di siaran setempat. Pemerintah daerahnya benar2 mantfaatin fasiolitas yg ada ya..
ReplyDeleteBetul mas ian. Sip
DeleteMasih ada ya lesung. hehe...
ReplyDeleteMasih. Sekarang di Sragen mulai dihidupkan untuk kesenian.. seperti ketoprak lesung...
DeleteTahun baru, disambut dengan rasa syukur. :)
ReplyDeletebukan dengan hura-hura...
DeleteWow 😍
ReplyDeleteWow 😍
ReplyDeleteWow 😍
ReplyDeletewow...
DeleteSederhana tapi mengena...ternyata nisa dg sederhana bertahun baru
ReplyDeletesederhana ternyata juga bisa diterima...
DeleteDitempatku hpir gak ada acara prhrian thun baru dri pmerintah stempat apalagi dg mlestarikan budaya spt yg bapa tulis. Patut jdi contoh ini mh..
ReplyDeleteiya...tidak perlu pesta yang menghamburkan uang...
Deleteacara tahun barunya lain dari yang lain
ReplyDeletekreatif..
DeleteIni yang perli dijaga, mengangkat budaya asli pribumi
ReplyDeletebudaya asli yang hampir punah..
DeleteAcaranya lain daripada lain, ternyata masih ada budaya seperti ini, salut pak
ReplyDeleteiya. kita apresiasi..
Deletemening kaya gini pak, daripada meledakkan duit di langit
ReplyDeletehehehe
betul mas Alfian...
Delete