Aku bingung dengan
wajah insan politik di negeri ini
Mereka punya dua
watak binatang dalam perilakunya
Watak
Merpati dan watak Ular
Saat
memperjuangkan idealisme
Watak mereka
seperti merpati yang lembut dan penuh kemuliaan
Tetapi watak mereka
bisa menjadi ular licik dan jahat
Yang selalu berupaya memangsa merpati
Celakanya, sisi
ular lebih sering menonjol ketimbang watak merpati
Bahkan bisa
berubah menjadi serigala yang bengis
Mereka terus
mencari celah untuk memangsa sesama dengan berbagai cara
Homo Homini Lupus
Manusia menjadi serigala bagi yang lain
Manusia menjadi serigala bagi yang lain
Dengan buas dan
kejam
Mereka menjadi
budak hawa nafsu
Yang larut dan hanyut pada Jaman Edan
Terjerembab pada
level lebih rendah daripada binatang
Mereka tak lagi punya etika
Yang ada sikap pragmatisme kelompok
Kepentingan bangsa dibangun melalui
kemenangan kroninya
Mereka mengandalkan logika dangkal
Tak ada lagi kepentingan
bersama untuk bangsa
Yang ada hanya
kebersamaan fatamorgana
Seolah mereka bertindak untuk kepentingan bersama
Padahal sejatinya hanya
untuk keuntungan kelompoknya
Demokrasi dibangun
dengan cara manipulatif
Penuh rekayasa
untuk menjatuhkan dan menindas lawan
Politik menjadi kekuasaan yang serba elitis daripada berwajah populis untuk sejahterakan rakyat
Politik identik
dengan cara bagaimana meraih kekuasaan
Meski bertentangan dengan segala aturan
Meski bertentangan dengan segala aturan
- Kompetisi lraih jabatan kekuasaan dan akses keuangan
Membuat rasa malu
dan bersalah diabaikan
Nilai-nilai etis telah
memudar, tak pedulikan moral
Budaya permisif terus berkembang
Untuk mencapai
kekuasaan dan uang
Ada harga untuk sebuah jabatan
Yang setara dengan sejumlah uang
Yang harus dibayar di belakang layar
Suparto
Fakta miris negeri ini. Rahasia umum jika semua jabatan itu bertarif. -_-
ReplyDeletePrihatin
Deletegreat nation's built from the bones of death, mud, straw, blood and sweat
ReplyDeleteIt's true...
DeleteGeram...melihat mereka
ReplyDeleteGeram...melihat mereka
ReplyDeleteMengelus dada..
Delete