Andiena Shanty |
Kata pahlawan berasal dari
bahasa Sansekerta, phala-wan. Artinya
adalah orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi
bangsa, negara dan agama. (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan)
Sedangkan menurut Peraturan
Presiden Republik Indonesia nomor 33 tahun 1964 tentang penetapan, penghargaan,
dan pembinaan terhadap pahlawan, pada Bab I Pasal 1, yang disebut pahlawan mengandung
dua pengertian.
Pertama, Warga
Negara Republik Indonesia yang gugur atau tewas atau meninggal dunia akibat
tindak kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu dan nilai jasa penjuangan
dalam suatu tugas perjuangan untuk membela Negara dan bangsa.
Kedua, Warga
Negara Republik Indonesia yang masih dikaruniai dalam keadaan hidup sesudah
melakukan tindak kepahlawanannya yang cukup membuktikan jasa pengorbanan dalam
suatu tugas perjuangan untuk membela Negara dan bangsa. Dalam riwayat hidup
selanjutnya tidak ternoda oleh suatu tindak atau perbuatan yang menyebabkan
menjadi cacat nilai perjuangan karenanya.
Dari beberapa pengertian
tersebut, kita tentunya bisa memaknai pahlawan dalam perspektif yang lebih luas.
Seperti yang kita baca dalam
berbagai kisah, penuturan sejarah, cerita pewayangan dan hikayat, banyak
ditemukan wujud pahlawan adalah manusia-manusia yang ikhlas memberikan
pengorbanan diri, keluarga dan kelompoknya untuk kepentingan sesama dan
bangsanya.
Hal itu yang kemudian menginspirasi para pejuang Indonesia, rela dirinya dibuang, dipenjara, disiksa bahkan dibunuh oleh penguasa kolonial, demi kepentingan membela dan mempertahankan kehormatan bangsanya.
Dalam konteks sekarang,
untuk perjalanan panjang Indonesia di masa depan, kita butuh para pahlawan baru
dengan ruang lingkup yang sangat luas. Intinya, setiap orang bisa menjadi
pahlawan ketika mampu memberikan miliknya yang terbaik untuk kepentingan orang banyak.
Karena itu, pilihan hidup
memberikan dua pilihan ekstrem dalam posisi kita masing-masing. Yakni, kita
hanya memikirkan diri sendiri, atau kita
memilih jalan para pahlawan yang selalu memikirkan kepentingan banyak orang.
Dalam perspektif kebudayaan
Jawa, Indonesia butuh sosok Sujana
Sujananing Budi, orang cerdik pandai yang memiliki karakter mulia. Tidak
butuh para Durjana, orang yang hanya
ingin membuat kerusakan. Indonesia butuh para pahlawan yang memberikan sumbangan
konstruktif, bukan sumbangan destruktif.
Kalau Indonesia diibaratkan
sebuah kolam, marilah kita isi kolam Nusantara itu dengan sesuatu yang baik
bagi kebersamaan, dalam ukuran, posisi
dan kapasitas masing-masing.
Bahasa sederhananya, jika
menjadi guru, misalnya, mengajar dan mendidik murid-muridnya dengan baik itu
adalah tindakan kepahlawanan. Menjadi pegawai dengan sungguh-sungguh sesuai
aturan, baik sebagai pimpinan maupun
staf, sekecil apapun posisinya itu juga langkah kepahlawanan.
Contoh lain, menjadi penulis
yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca serta kontribusi positif terhadap kemajuan bangsa, maka bisa
disebut juga sebagai pahlawan. Karena penulis itu selalu berpikir dan bekerja keras tak mengenal waktu untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi orang banyak.
Seorang Ibu dan Ayah, bisa menjadi pahlawan bagi anak-anaknya. Ketua RT bisa menjadi pahlawan untuk warganya. Seorang Ulama dan Ustadz bisa menjadi pahlawan bagi umat dan para santrinya. Dan masih banyak pekerjaan, tugas dan tindakan lain dalam semua bidang bisa dikategorikan sebagai kepahlawanan.
Seorang Ibu dan Ayah, bisa menjadi pahlawan bagi anak-anaknya. Ketua RT bisa menjadi pahlawan untuk warganya. Seorang Ulama dan Ustadz bisa menjadi pahlawan bagi umat dan para santrinya. Dan masih banyak pekerjaan, tugas dan tindakan lain dalam semua bidang bisa dikategorikan sebagai kepahlawanan.
Mari kita semua bergerak
didalam gelombang besar tindakan-tindakan para pahlawan. Bukan
tindakan-tindakan picik yang hanya mengejar kepentingan-kepentingan pribadi,
kepentingan golongan dan keluarganya.
Itulah sebagian makna
substantif kepahlawanan. Indonesia butuh kepahlawanan baru, butuh orang-orang
yang berbuat baik kepada Republik Indonesia tercinta, yang telah memberikan
kenyamanan hidup siang malam bagi kita.
#Menyambut
Hari Pahlawan
Suparto
Ilustrasi : Andiena Shanty, Sragen
Ilustrasi : Andiena Shanty, Sragen
Benar sekali pak. Kita butuh pahlawan, orang yang berbuat baik untuk Indonesia.
ReplyDeleteSalah satunya penulis seperti Pak Parto, senantiasa menginspirasi.
Ya. Semua anggota ODOP ini sejatinya adalah para pahlawan juga.
DeleteWaw penulis adalah pahlawan..
ReplyDeleteWaw penulis adalah pahlawan..
ReplyDeleteya. karena penulis itu berpikir dan bekerja tak mengenal waktu untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi orang lain.
DeleteHarus bermanfaat nih bagi sesama... Mksi bapak, sudah menginspirasi
ReplyDeleteUntuk renungan kita semua
DeleteSelalu menarik membaca tulisan Pak Parto. Banyak motivasi yang bisa kita petik dari tulisan ini.
ReplyDeleteBapak juga seorang pahlawan di bidang literasi.
Seperti mas Heru yg berjuang berhari-hari menggali data utk melengkapi sebuah tulisan. Itu adalah tindakan kepahlawanan.
Delete