Lomba Baca
Puisi Kreatif (Teatrikalisasi Puisi) antar pelajar SMA/SMK se kabupaten Sragen,
Selasa (4/10) lalu, yaLomba Baca Puisi Kreatif (Teatrikalisasi Puisi)
antar pelajar SMA/SMK se kabupaten Sragen, Selasa (4/10) lalu, yang berlangsung
meriah, menunjukkan potensi seni di kalangan pelajar sangat luar biasa. (baca : SMAN-1
SRAGEN JUARA TEATRIKALISASI PUISI)
Teatrikalisasi puisi adalah pertunjukan teater yang
dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya
dibacakan, dalam teatrikal puisi diperankan di atas pentas.
Karena bahan dasarnya adalah puisi maka
teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya
akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan property
dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi
pelaku seni untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna
puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
Dari 20 kelompok peserta, sebagian besar telah
mampu menunjukkan kebolehannya berakting layaknya seniman profesional. Tampilan
yang ekpresif para ‘aktor’ dipadu dengan kostum dan iringan musik, gamelan,
setting panggung dan berbagai property yang menarik, menghasilkan suguhan seni
nan indah dan enak ditonton.
Penyelenggara dan panitia pelaksana serta tim juri
mengaku terkesan menyaksikan tampilan anak-anak pelajar SMA/SMK tersebut.
“Ternyata anak-anak kita punya potensi yang luar
biasa. Ini sangat menggembirakan untuk pengembangan seni di Sragen,” aku Joko
Suyono, Kabid Seni Budaya Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
(Disparbudpor) Sragen yang diamini oleh
ketua pelaksana, “Mbah Pine” Wiyatno.
Hal senada dinyatakan para Juri, yakni ST.Wiyono, Dedek Wiranto dan
Harjuno Toto. Tiga orang praktisi seni yang sudah berpengalaman ini
mengapresiasi penyelenggaraan lomba tersebut.
“Ini sebuah pertunjukan sastra yang sukses dan luar
biasa. Perlu dilanjutkan,” kata mereka bertiga.
Penggiat teater di Sragen, Mbah Pine Wiyatno,
secara khusus menyampaikan alasan dan harapannya.
“Karena dengan sentuhan-sentuhan seni, khususnya
sastra, para remaja dapat mengenal kehalusan jiwa atau batin sebagai
keseimbangan membentuk karakter dan
kelakuan mereka dalam menyikapi budaya global,” ungkap Mbah Pine.
“Saya berharap ke depan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan punya kepedulian dengan membuat program-program tahunan, kalau perlu
smesteran atau triwulanan untuk kegiatan semacam itu,” pesannya.
Bahkan Mbah Pine punya mimpi bagaimana kegiatan
tersebut dibuka lebih lebar dan luas. Artinya, karena sarana dan prasarana di
Sragen sudah cukup memadai, kegiatan itu tidak hanya tingkat kabupaten Sragen
tapi se Solo Raya atau Jateng sekalian untuk meningkatkan apresiasi bagi
kesennian dikalangan pelajar.
Mbah Pine |
Baiklah. Mari kita lihat seperti apa penampilan mereka.
Suparto
Sragen, Oktober 2016
nguri-uri seni memang harus dilestarikan
ReplyDeleteInilah tugas generasi sekarang
DeleteKeren bapak..bisa nggak ya anak SD melakukannya?
ReplyDeleteKeren bapak..bisa nggak ya anak SD melakukannya?
ReplyDeleteSangat bisa. Semua bisa dilatih sejak dini.
Delete