foto : www,liputan6.com |
Alhamdulillah, berdasarkan Hasil
sidang Isbat 2016 tadi malam yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Lukman
Hakim Saifuddin, menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada hari Senin 6 Juni 2016.
“Dari hisab dan laporan petugas
melihat hilal, seluruh peserta sidang isbat menyepakati pada malam hari ini
kita sudah masuk Ramadhan. Secara mufakat disepakati Ramadhan tahun
1437 Hijriah akan dimulai besok hari Senin 6 Juni 2016,” kata Menteri Agama,
Lukman Hakim dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin,
Jakarta Pusat, Minggu malam (5/6/2016).
Dalam bagian lain keterangannya,
Menteri Agama Lukman Hakim mengharapkan Ramadan tahun ini semua umat beragama
"bisa saling membangun toleransi".
"Bahwa banyak di antara sesama
warga bangsa, yang menjalani puasa, tapi juga ada sebagian saudara-saudara kita
yang karena keyakinannya, atau karena satu dan lain hal, tidak menjalani
puasa," ungkapnya. Dengan bertoleransi dan saling menghormati, lanjutnya,
kesucian bulan Ramadan bisa dijaga.
Menurut Lukman, tidak semua warga
Indonesia berkewajiban berpuasa, tergantung agama yang dianutnya. Bahkan yang
beragama Islam sekalipun, tidak semuanya berpuasa karena beberapa sebab, antara
lain dalam perjalanan (musafir), sedang sakit, wanita yang sedang hamil,
menyusui, atau menstruasi dan lainnya.
Menurutnya, orang yang tidak berpuasa
harus menghormati mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa. Sebaliknya,
orang yang sedang berpuasa juga harus menghormati hak mereka yang sedang tidak
berpuasa.
"Jadi harus ada toleransi,
saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada pada pihak lain," katanya.
Terkait upaya menjaga kesucian bulan Ramadhan,
Menteri Agama beberapa waktu lalu berharap, kalangan media massa ikut menjaga
kesucian bulan Ramadhan dengan cara menghadirkan program siaran yang dapat
mencerahkan masyarakat.
"Media masa menduduki posisi
yang sangat strategis. Di era teknologi informasi, media semakin memiliki peran
dan kontribusi dalam pelaksanaan esensi bulan Ramadhan. Semoga semua siaran di
bulan Ramadhan tahun ini dapat mencerahkan publik," kata Menag dalam acara
Temu Konsultasi Pengelola Media,di kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta,
Selasa (31/5).
Kemenag, menurutnya, berharap agar
seluruh umat Islam dan umat beragama pada umumnya memiliki persepsi yang sama
terhadap esensi makna dari Ramadhan. Karena itu, seluruh aktivitas harus
sejalan dengan esensi Ramadhan itu sendiri.
"Harapan kami kepada media, agar
kehidupan keagamaan kita itu kondusif, apalagi ini di bulan Ramadhan yang harus
kita jaga kesuciannya bersama," ujar Menag seperti dilansir laman resmi
Kemenag.
Dalam upaya menjaga kesucian bulan
Ramadhan, diperlukan sikap proaktif untuk mengembangkan toleransi, sehingga
dapat menghormati dan menghargai perbedaan yang ada di pihak lain.
Semoga sikap saling menghormati dan
menghargai perbedaan itu dapat kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
hati yang lapang dan ikhlas. Dimulai dari lingkup paling kecil, keluarga,
kemudian lingkungan tetangga, masyarakat, hingga dalam skala yang lebih besar, di
lingkup Negara dan dunia.
Di dunia ini, keberagaman atau
perbedaan adalah realitas obyektif yang tidak dapat ditolak, diingkari, apalagi
dinafikan. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an, Allah juga sudah memberi pesan tentang
adanya keaneka-ragamaan dan perbedaan itu.
Mari kita jalankan Ibadah Puasa dan
Ibadah lain di Bulan Ramadhan dengan penuh ikhlas, khusu', dan lapang dada di tengah situasi dan kondisi yang serba berbeda dalam segala hal. Semoga segala amal ibadah kita diterima oleh Allah. Aamiin.
Aamiiinn
ReplyDeleteRamadhan berkah
DeleteAamiiinn
ReplyDeleteToleransi itu Indah...
ReplyDeleteToleransi itu indah dan perlu...
Deleteorang yang puasa jangan marah kalau ada yang makan di jam istirahat. begitu kan?
ReplyDeleteBegitulah. Nilai kesabaran itu teruji ketika berhadapan dg situasi yg tdk mengenakkan.
DeleteSetuju, hidup harus saling bertoleransi.
ReplyDeleteSaling memahami
Deletebener pak, sekarang ini toleransi sudah mulai berkurang
ReplyDeletebener pak, sekarang ini toleransi sudah mulai berkurang
ReplyDelete